Luwes atau Mbunglon?

Bacaan: Korintus 9:19-23.

“Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.” (1 Korintus 9:20).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Luwes berarti “tidak kaku, mudah disesuaikan, dan fleksibel”, sedangkan “berpikir luwes” dapat dimaknai mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan memikirkan berbagai cara untuk menyelesaikannya. Sementara itu istilah “Mbunglon” atau “bertindak seperti bunglon” dpat dimaknai seseorang mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik itu secara sadar maupun tidak sadar, untuk mendapatkan penerimaan atau keuntungan. Ini bisa berarti meniru perilaku orang lain untuk membangun hubungan baik, mengubah sikap atau nilai agar sesuai dengan kelompok sosial, atau bisa pula bertindak tidak konsisten demi keuntungan pribadi.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, dua istilah pada judul renungan pagi ini “Luwes” atau “Mbunglon” sebenarnya mempunyai pengertian yang sama yaitu kemampuan beradaptasi di lingkungan kita berada, tetapi bagi masyarakat, ketika mendengar atau membaca kata bunglon/mbunglon, otomatis menilai negatif karena memahami sebagai tindakan yang tidak konsisten demi keuntungan pribadi.

Bacaan kita pagi ini kita belajar tentang tindakan yang dilakukan Paulus dalam menyebarkan Injil untuk menyelamatkan lebih banyak orang agar bertobat. Paulus tidak mbunglon hanya biar tidak mendapat tentangan dan rintangan dalam hidup bermasyarakat, tetapi dengan bertindak luwes agar pekerjaan pewartaan Injil itu mudah dipahami dan diterima oleh semua kalangan sehingga pekerjaannya berhasil. “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.” (1 Korintus 9:20)

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, bagaimanakah sikap kita dalam bertindak sebagai orang percaya untuk menyampaikan kabar keselamatan kepada orang-orang di lingkungan kita? Apakah bersikap seperti bunglon agar kita tidak mendapat penolakan dan ancaman? Atau kita bertindak luwes, mencari celah yang tepat untuk mempergunakan kesempatan yang baik dalam menyampaikan kabar keselamatan kepada semua orang? Kita harus mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan memikirkan berbagai cara untuk menyelesaikannya.

Menjalankan misi/tugas sebagai saksi Kristus memang tidak mudah, Matius 10:16: “Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati”. Pekerjaan kita memang berat dan penuh resiko tetapi harus tetap kita kerjakan. Kita harus bertindak dengan cermat dan hati-hati (tidak sembrono), kita harus luwes seperti yang dilakukan oleh Paulus, maka kita akan berhasil baik dan semakin banyak orang yang diselamatkan. Tuhan memberkati.

Doa

Tuhan Allah yang bertahta di surga, kami menyadari bahwa menjalankan tugas sebagai saksi Krustus adalah berat. Berikankah kami kebijaksanaan dan perlindungan, sehingga kami dapat melakukan secara benar dan berhasil baik, Injil semakin didengar banyak orang dan banyak orang yang diselamatkan. Dalam nama Yesus kami berdoa. Amin (Tim Adminweb / Egn. Sugeng).

 

 

Pos terkait