Sekilas Perjalanan Tumbuh Kembang GKJ di Wilayah Gunungkidul

GKJ Sabda Adi Semanu Pepanthan Bantalwatu. Kelompok jemaat di salah satu perdesaan kawasan selatan Gunungkidul. Foto: Sabdo Adi Kristen Jawa Church di google-maps.

Perjalanan tumbuh-kembang Gereja-gereja Kristen Jawa di wilayah Kabupaten Gunungkidul ternyata memiliki kisah unik dan menarik. Selain berawal dari munculnya kelompok-kelompok kecil jemaat yang mengenal kekristenan dari para pekabar Injil, tumbuh-kembangnya juga mendapat dukungan dari gereja-gereja GKJ di bagian Barat (Yogyakarta), utara (Klaten), dan timur laut (Wonogiri dan Surakarta). Karena itu, corak kultural jemaat-jemaat GKJ di wilayah Gunungkidul merupakan percampuran yang khas antara latar belakang tradisi Yogyakarta dan tradisi Surakarta.

Setidaknya hal ini dapat terlihat dari perkembangan jemaat-jemaat lokal di wilayah timur-laut dan timur yang berawal dari perluasan karya pelayanan GKJ Klasis Surakarta, sedangkan untuk perkembangan jemaat lokal di wilayah tengah-barat-selatan yang berawal dari perluasan karya pelayanan GKJ Klasis Yogyakarta.

Mengacu reportase (tahun 2016) Kabar Handayani salah satu media lokal Gunungkidul, perjalanan tumbuh-kembang Gereja-gereja Kristen Jawa di wilayah Gunungkidul dapat ditelusuri dari perjalanan tumbuh kembang GKJ Wonosari. Karena jemaat ini merupakan gereja lokal tertua dari GKJ di wilayah Gunungkidul.

Pada tahun 1923 Ds. A. Pos pendeta utusan Zending di Yogyakarta mengutus Jemina Darmawasita ke Wonosari sebagai Guru Injil. Lalu setahun setelahnya, setelah beberapa waktu berdiri Hulp Hospital Cabang Petronela Hospital Yogyakarta, dibuka sebuah sekolah Zending di Wonosari. Diperoleh catatan, Saridjan Wignyahardjana yang menjadi gurunya yang pertama.

Berdasar dokumen Majelis GKJ Wonosari dan berdasarkan penuturan lisan para tokoh gereja, tersebutlah nama-nama tokoh yang terlibat dalam pertumbuhan dan perkembangan jemaat GKJ di Wonosari pada pada waktu itu. Beberapa tokoh yang tercatat turut andil dalam pendirian jemaat pertama yakni: Hardjasurasa yang tak lain Pimpinan RS. Petronella Pembantu di Wonosari dan S. Wignyahardjana. Murid-murid yang pertama ada 11 orang, yaitu: Djumija, Djaini, Ngadiran, Wadija, Garmana, Mulja, Wagiman, Tukiman, Ngadul, Sumadi, dan Waginah.

Lantas, tahun demi tahun penyebaran merambah wilayah-wilayah lain bersamaan dengan berdirinya sekolah-sekolah zending. Tahun 1925 penyebaran berita Injil sampai di area Jepitu, Rongkop. Orang Kristen pertama yang tercatat di kawasan tenggara Gunungkidul ini bernama Sonokromo. Kemudian di area tersebut juga didirikan Sekolah Zending.

Tahun 1927 perkembangan dan pertumbuhan kelompok jemaat sampai di area Ngembes Pathuk. Di daerah ini Injil Tuhan diterima dengan baik, sehingga pada tahun 1930 di Ngembes telah berdiri sebuah kelompok orang Kristen/Pepanthan.

Pada tahun yang sama, juga dengan perantaraan seorang pegawai RS. Petronella, ajaran Injil masuk ke Candi Karangmojo. Kemudian lahirlah Pepanthan Candi Jatiayu Karangmojo.

Kemudian Pada tahun 1929, berita Injil merambah masuk ke wilayah Kalongan Playen. Orang yang pertama-tama menjadi Guru Injil di Kalongan adalah Djajadimedja. Tahun berikutnya sampai di Kemadang Tanjungsari, lantas Kemadang menjadi sebuah pepanthan (dan pada saat ini sudah menjadi gereja dewasa).

Setelah mengalami berbagai proses dan perkembangan, pada tanggal 19 Juli 1931 diadakan suatu Rapat Majelis yang pertama di Wonosari. Dengan peristiwa tersebut, maka diresmikan GKJ Wonosari menjadi gereja dewasa oleh gereja induknya yaitu GKJ Gondokusuman Klasis Yogyakarta. Pada waktu pendewasaan, GKJ Wonosari belum mempunyai seorang pendeta yang secara khusus melayani jemaat Wonosari.

Prasasti pembangunan gedung gereja pertama di GKJ Wonosari Gunungkidul. Dok: Kandar/KH.

Bersamaan dengan jaman berdirinya GKJ Wonosari, di area Pugeran Semin, seorang tokoh desa bernama Mangun Suwita telah menerima pengajaran agama Kristen. Ia adalah seorang guru klenik, dengan perantaraan Guru Injil bernama Petrus dari Wuryantoro Wonogiri, akhirnya tokoh desa ini menerima ajaran Injil. Lahirlah Pepanthan Pugeran yang sekarang menjadi GKJ Pugeran.

Menyusul kemudian di Wirik Kulon, Ponjong dibuka Sekolah Zending yang dipimpin oleh R. Djenaldi Hadisiswaja. Sekalipun pernah mengalami murid-murid bubar karena ada berita bahwa orang Kristen jika kelak mati akan menjadi celeng (babi hutan), tetapi ternyata pengajaran agama Kristen tidak ditolak di daerah ini. Murid-murid suka masuk sekolah lagi sesudah dijelaskan dengan sabar oleh Guru Injil Hadisiswaja. Bahkan, sekalipun kemudian lama tidak ada Sekolah Kristen di sana, namun akhirnya lahir pula sebuah Pepanthan Susukan. Dari Pepanthan Susukan ini kemudian dibangun SD dan SPG BOPKRI (sekarang sudah tutup).

Dari tahun 1934 hingga 1957 berbagai wilayah menerima ajaran Injil dan menganut agama Kristen, wilayah-wilayah tersebut yakni: Tambran Semin, Pugeran, Jepitu, Cuwelo, dan Karangawen.

Lantas kemudian tumbuh kelompok-kelompok jemaat kecil (pepanthan) di area Bintaos-Bantalwatu-Banjarejo Tepus, area Logandeng Playen, area Paliyan, area Panggang, area Baran, Playen, lalu wilayah Nglipar meliputi Sendowo, Hargomulyo dan Pilangrejo.

Kemudian tahun 1942 jemaat GKJ Wonosari memiliki pendeta yang pertama, pendeta tersebut ialah Ds. R. Wijata Hardjataruna.

Dalam perkembangannya, sampai tahun 1966 di Gunungkidul hanya ada dua gereja yang dewasa, yaitu GKJ Wonosari dan GKJ Watusigar. GKJ Wonosari meliputi Kecamatan : Wonosari, Nglipar, Patuk, Playen, Paliyan, Panggang, Tepus, Rongkop, Semanu, Karangmojo, Ponjong dan Semin. Sedangkan GKJ Watusigar meliputi Kecamatan Ngawen. Sebagai catatan, GKJ Watusigar merupakan buah karya pelayanan gereja-gereja GKJ Klasis Kartasura.

Untuk meningkatkan pelayanan dan penggembalaan, secara berangsur-angsur beberapa pepanthan dari GKJ Wonosari didewasakan  menjadi jemaat mandiri. Pada tanggal 5 Januari 1967 Pepanthan Paliyan yang meliputi Kecamatan Panggang, Paliyan, Playen dan Patuk didewasakan menjadi GKJ Paliyan.

Kemudian pada tanggal 3 Juni 1968, Pepanthan Wiladeg didewasakan menjadi GKJ Wiladeg, wilayahnya meliputi Kecamatan Karangmojo dan Ponjong. Bersama dengan itu, Pepanthan Pugeran dan Tambran yang semula bagian dari jemaat GKJ Wonosari digabungkan menjadi bagian dari jemaat GKJ Watusigar. Untuk saat ini, wilayah pelayanan GKJ Watusigar meliputi wilayah Kecamatan Ngawen dan Semin.

Disusul kemudian tanggal 25 Desember 1968 Pepanthan Baran yang sebelumnya menjadi bagian dari GKJ Wonosari didewasakan menjadi GKJ Baran. Wilayahnya mencakup Kecamatan Rongkop dan Kecamatan Girisubo serta sebagian Kecamatan Semanu dan Tepus.

Dengan mempertimbangkan pertumbuhan dan perkembangan jemaat Gereja-gereja Kristen Jawa di wilayah Gunungkidul tersebut, pada akhirnya dalam Sidang Klasis Yogyakarta tanggal 25 Desember 1969 diusulkan adanya regrouping Klasis yang terdiri dari Klasis Yogyakarta Barat, Yogyakarta Timur dan Klasis Gunungkidul.

Klasis Yogyakarta Barat wilayahnya Kabupaten Kulonprogo dan sebagian Kodya Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Sedangkan Wilayah Klasis Gunungkidul adalah semua Wilayah Kabupaten Gunungkidul. Akhirnya pada tahun 1972 dalam suatu Sidang Sinode GKJ di Klaten disetujui adanya regrouping Klasis Yogyakarta, maka berdirilah Klasis Gunungkidul, Yogyakarta Barat dan Yogyakarta Timur.

Sebelum mengikuti Sidang Sinode GKJ di Klaten, Gereja-gereja GKJ di Gunungkidul telah mengadakan Sidang Klasis yang pertama di Wonosari dan berlangsung dari tanggal 17 sampai 18 November 1969.

Pada Sidang Klasis yang pertama ini dihadiri oleh Wakil Sinode, Deputat KKK, Wakil Klasis YogyakartaTimur, para undangan dan PAPD Gunungkidul. Bupati Gunungkidul KRT. Djajadiningrat BA.

Dalam sambutannya, Bupati Gunungkidul waktu itu mengatakan, di samping mengucapkan selamat juga mengharapkan agar selalu berhati-hati dalam menyebarluaskan agama demi terwujudnya ketentraman dan keamanan negara dan persatuan bangsa.

Nama-nama Guru Injil yang pernah bertugas di Gunungkidul dengan berpusat di GKJ Wonosari yaitu; Y Darmawasita, Adam Thomas, Pardi Martaharjana, Madyasuwignya, S. Wignyahardjana, S. Siswasubrata, dan Sumardi.

Adapun GKJ Bejiharjo sebagai salah satu jemaat dewasa dari Gereja-gereja Kristen Jawa Klasis Gunungkidul awalnya merupakan 3 pepanthan dari GKJ Wiladeg yaitu: bejiharjo, Grogol dan Karanganom, yang didewasakan pada 11 April 2009.

***

Disusun oleh: Tim Web GKJ Bejiharjo. Referensi artikel: Perjalanan GKJ Wonosari dari Waktu ke Waktu