Bacaan: Yesaya 66:10-14.
Sebab beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku mengalirkan kepadanya keselamatan seperti sungai, dan kekayaan bangsa-bangsa seperti batang air yang membanjir; kamu akan menyusu, akan digendong, akan dibelai-belai di pangkuan. (Yesaya 66:12).
Renungan:
Baru selesai cuci motor tiba-tiba turun hujan, padahal motornya akan dipakai pergi. Alhasil, kotor lagi motornya. Tidak terasa sudah seminggu anak, cucu, dan saudara menginap di rumah, lalu sekarang mereka sudah harus kembali ke tempatnya lagi. Alhasil, suasana di rumah menjadi lebih sepi dari sebelumnya. Sudah sangat lapar dan mau masak mie instan agar cepat tersaji, ternyata gasnya habis. Begitulah rupa-rupa hal yang bisa terjadi dalam hidup, dan kita sering menyebutnya sebagai masalah. Tidak dicari malah kadang datang sendiri. Namun, apakah benar selamanya hidup itu hanya berisikan masalah?
Bacaan kita mengisahkan suatu peralihan kondisi umat, semula menghadapi hal yang ditakutkan, tetapi lalu menuju kepada pemulihan yang dijanjikan dan dikerjakan oleh Allah. Pemulihan itu digambarkan begitu lembut dan penuh kasih sayang di ayat 12 dan 13. Bagi seorang anak, digendong, dibelai-belai, dipeluk, dan dihibur oleh ibunya adalah kondisi yang begitu menenangkan dan amatlah nyaman. Itulah sebabnya dikatakan “bersukacitalah dan bersorak-soraklah” (ayat 10). Tidak ada ketakutan dan rupa-rupa persoalan yang berlangsung selamanya, tidak selamanya begitu. Di sisi lain, patut diperhatikan bahwa sebelum pemulihan itu terjadi, ketakutan dan rupa-rupa persoalan yang dialami oleh umat juga disebabkan oleh ketidaksetiaan mereka sendiri kepada Allah. Kendati demikian, atas kasih kemurahan Allah, dan bahwa Allah adalah Allah yang setia menepati janji-Nya, maka umat dipulihkan.
Barangkali hari-hari ini kita merasa sedang menghadapi rupa-rupa persoalan, yang kemarin belum selesai dan malah sudah muncul yang baru. Tubuh menjadi lelah, pikiran tak beraturan, dan rasa tentram dalam hati berkurang banyak karena rupa-rupa soal itu. Namun firman Tuhan hari ini kiranya menjadi guyuran air yang menyejukkan dan meneduhkan di tengah keringnya kehidupan kita menghadapi berbagai hal. Percayalah bahwa Allah menghibur kita bagaikan seorang ibu yang cinta kasih-Nya tak berkesudahan. Tidak selamanya hidup kita hanya berisi masalah, tidak selamanya begitu. Sebab nyata melalui firman hari ini, ada penghiburan dari Allah yang menyukakan hati dan menentramkan jiwa kita. Allah berkuasa menyatakannya melalui berbagai hal yang bahkan mungkin tidak pernah kita bayangkan.
Di tengah berita penghiburan ini, kita pun amatlah perlu mawas diri. Sebab sangat mungkin bahwa kita sendirilah yang menjadi penyebab timbulnya rupa-rupa persoalan dalam hidup kita. Jadi, di satu sisi kita harus bersyukur dan percaya akan penghiburan dari Allah, tetapi di sisi lain kita perlu mawas diri, nglenggana, dan hati-hati menjalani hidup agar tidak terus-menerus terpuruk karena sikap kita sendiri. Mari lanjutkan hidup dan tenang saja, sebab Allah bagaikan ibu yang menghibur kita sepenuh hati.
Doa:
Dimuliakanlah Engkau ya Allah kami, sekarang dan sepanjang masa. Kami mensyukuri kasih dan penghiburan-Mu melalui firman yang telah kami dengar. Kami mau melanjutkan hidup dengan percaya pada penghiburan-Mu dan dengan sikap mawas diri juga kehati-hatian. Kami mohon, tolonglah dan mampukanlah kami. Kepada-Mu sajalah ya Allah, kami bersyukur dan berdoa. Amin. (Daniel Bimantara – Kulwo).