Guru Selamat? No! Juru Selamat? Yes!

Bacaan: Yesaya 53:10-12, 52-53.

… yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak,  sekalipun ia menanggung dosa banyak  orang dan berdoa  untuk pemberontak-pemberontak. (Yesaya 53:12b).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Mari kita bandingkan apa yang dimaksud “guru selamat” dan “juru selamat” dengan merenung sejenak.

Guru selamat adalah guru yang mengajarkan bagaimana kita yang diajar selamat. Misalnya mau menyeberangi banjir di sungai, maka guru selamat akan memberi penjelasan dengan: gulunglah celanamu, pakailah tongkat, hati-hati melangkah agar jangan tersandung batu besar, kalau airnya banyak sampah maka sogoklah dengan tongkatmu, dan penjelasan-penjelasan perintah lainnya.

Sedangkan juru selamat akan bertindak demikian: ayo kugendong kau, pegang aku erat-erat, kita berdoa, tak usah takut, sungai ini sudah kuketahui bagian-bagian mana yang biasa kulewati.

Saudara-saudaraku terkasih, Tuhan Yesus mencari kita orang-orang berdosa untuk ditolong, digendong, didoakan, bahkan segala penderitaan yang seharusnya kita pikul malah ditanggung-Nya. Dan Dia tetap mendoakan kita, di atas kayu salib berdoa untuk orang-orang yang menyakiti-Nya.

Bilur-bilur kitalah yang diderita-Nya. Kurang apalagi juru selamat kita ini? (bdk Yesaya 53:1-7).

Doa:

Tuhan, dosaku telah Kautanggung. Jadikan hamba-Mu membagi kemurahan-Mu ini kepada orang lain juga. Amin. (Yulia Ester Muria – Ngringin).

 

Pos terkait