Bacaan: Markus 12:38-44.
Dalam pengajaran-Nya Yesus berkata: “Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan,… (Mark 12:38-39).
Renungan:
Jemaat yang terkasih, pada hari ini kita semua dipanggil untuk memurnikan motivasi pelayanan dan segala bentuk tindakan kita agar selalu mengarah kepada kemuliaan Allah dan menjauhi dosa.
Ada dua kisah yang hendak ditampilkan Penginjil Markus, yakni pertama tentang kemunafikan kaum Farisi dan kedua adalah kisah seorang janda miskin.
Kita bisa belajar dari kisah tersebut yang begitu sarat makna. Kadang kala dalam hidup kita sering terjebak dalam motivasi-motivasi yang tidak murni. Semua bentuk pelayanan kita pada Allah dan sesama semata-mata dilakukan demi dipandang baik, suci, dipuji, disanjung layaknya orang Farisi yang dikecam Yesus.
Apakah kita mau menjadi orang-orang Farisi di tengah keseharian hidup kita? Yesus memberikan kita teladan yang sempurna. Seorang janda miskin yang mungkin tidak berharga di mata dunia, namun begitu bernilai di mata Tuhan.
Tuhan Yesus mau menunjukkan nilai yang lebih luhur. Sebab bukan jumlah persembahan yang terpenting, namun sikap batin yang mendasari dan mengiringi persembahan itu. Ia memberi berdasarkan cinta dan ketulusan hati kepada Tuhan atau tidak?
Dua peser menunjukkan kasihnya yang total kepada Tuhan dan ia memberikannya kepada Tuhan dengan ketulusan dan keikhlasan hati. Inilah sikap iman yang sempurna.
Kita dipanggil untuk terus memperhatikan motivasi kita dalam melakukan sesuatu. Bisa jadi pelayanan kita disisipi motivasi tersembunyi, agar dianggap hebat, baik dan penuh pengorbanan. Pada titik ini kita terjebak dalam sikap “iman kosmetik”, agar terlihat keren, tetapi cepat pudar dan tidak bertahan dalam arus pergumulan iman.
Alasan dasar kita sebagai orang Kristen untuk mengasihi sesama kita dengan tulus hati adalah karena kita adalah orang-orang yang telah dikasihi oleh Allah terlebih dahulu. Allah lebih dahulu berinisiatif untuk mengasihi manusia. Dengan demikian, panggilan kita adalah mengasihi sesama kita di sekitar kita. Kita mengasihi bukan untuk dipuji atau demi kesombongan diri melainkan kita mengasihi sesama karena Allah dan dalam Allah.
Tuhan Yesus Memberkati. Amin. (RNT – Karanganom).