Bacaan: Ester 5:1-14
“Maka berdirilah Ester di pelataran istana raja, di depan istana raja…” (Ester 5:1).
Renungan:
Ester tahu bahwa menghadap raja tanpa dipanggil bisa berarti hukuman mati. Namun, demi bangsanya, ia memberanikan diri. Menariknya, Ester tidak langsung mengungkapkan permintaan besarnya. Ia justru mengundang raja dan Haman ke perjamuan dua kali. Ini bukan keraguan, tetapi hikmat memilih waktu yang tepat.
Tuhan memberi kita keberanian, tetapi juga hikmat untuk bertindak di saat yang tepat. Ester tidak hanya nekat, tapi juga penuh perhitungan dan doa (ingat pasal sebelumnya, ia berpuasa dulu). Di sisi lain, Haman menjadi contoh kebanggaan yang buta: ia puas karena dihormati, tapi hatinya panas karena satu orang Mordekhai tidak tunduk padanya.
Doa:
Tuhan Allahku yang baik , berikan aku keberanian seperti Ester dan hikmat untuk tahu kapan harus bertindak. Tolong aku agar tidak dipimpin oleh emosi, tetapi oleh Roh-Mu,dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Dewi Ermawati- Karanganom).