Memaafkan dan Melupakan

Bacaan: Matius 18:15-22.

Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali.” (Mat 18:21-22). 

Bacaan Lainnya

Renungan:

Ada seorang yang sedang sakit kritis bahkan sudah sekarat, dan dia ingin bila meninggal nanti dapat dengan tenang. Karena pada waktu dia masih sehat pernah bertengkar dengan teman dekatnya, bertahun-tahun dia tidak saling bertegur sapa.

Di saat dia merasakan sakit yang begitu parah, dia tiba-tiba meminta pada keluarganya untuk menyuruh temannya itu menjenguk dirinya, karena dia sekalian ingin memperbaiki hubungannya.

Ketika temannya datang untuk untuk menjenguk, dia sambut dengan baik, dan dia berkata bahwa dia takut apabila dipanggil Tuhan masih membawa permusuhan di antara mereka. Karena itu, dia sadar ingin mengakhiri pertengkaran yang sudah berjalan bertahun-tahun lalu.

Dia menggenggam tangan temannya itu sambil berkata: ” Aku memaafkan kamu, maukah kamu memaafkan aku?” Lalu temannya menjawab: “Aku mau memaafkan kamu.”

Tetapi saat temannya itu pamit dan baru beranjak keluar dari ruangan, orang itu berteriak: “Tapi ingat, kalau aku nantinya bisa sembuh, jangan harap aku bisa baik dengan kamu!”

Tentu saja orang yang membaca cerita di atas akan tersenyum. Namun kisah tersebut sedikit banyak akan memberi gambaran yang sangat jelas tentang cara kita memperlakukan orang lain.

Pengampunan yang kita berikan sering kali tidak berasal dari lubuk hati kita yang paling dalam. Tetapi mungkin karena dilandasi takut atau karena merasa bersalah, bukan karena kasih yang tulus kepada Allah dan kepada sesama.

Yang telah bersalah kepada kita kepada kita sering di mulut kita memaafkan, namun ketika timbul permasalahan yang sepele saja dapat dengan mudah kita mengungkit kesalahan di masa lalu.

Rasul Paulus menjelaskan dengan gamblang ciri pengampunan yang murni ketika berkata bahwa kita harus saling memaafkan sebagaimana Allah telah mengampuni dosa kita.

Itu berarti kita harus mau memaafkan dan melupakan kesalahan orang lain. Karena membenci dan mendendam akan membawa permusuhan, tapi memaafkan dan melupakan akan membawa kedamaian.

Tuhan Yesus memberkati. Amin. (WGY, Kulwo).

Pos terkait