Bacaan: Filipi 1:12-18.
Aku menghendaki, saudara-saudara, supaya kamu tahu, bahwa apa yang terjadi atasku ini justru telah menyebabkan kemajuan Injil, sehingga telah jelas bagi seluruh istana dan semua orang lain, bahwa aku dipenjarakan karena Kristus. Dan kebanyakan saudara dalam Tuhan telah beroleh kepercayaan karena pemenjaraanku untuk bertambah berani berkata-kata tentang firman Allah dengan tidak takut. (Fil 1:12-14).
Renungan:
Mendengar kata “dipenjara” tentu membawa kita pada kondisi dan situasi yang tidak nyaman, tempat yang pengap, terkungkung hidup di balik jeruji besi, tidak ada kebebasan, tidak bersahabat, mendapat perlakuan kasar, orang-orang di sekelilingnya jahat, dan sebagainya. Bisa dibayangkan situasi seperti itulah yang diterima Rasul Paulus ketika dipenjarakan karena pemberitaan Injil yang dilakukannya.
Mengapa Rasul Paulus sampai bisa dipenjara? Apa kesalahan atau kejahatan yang telah diperbuatnya? Menurut Kitab Para Rasul Rasul, pemenjaraan yang dialami Rasul Paulus itu terjadi di Kota Filipi Makedonia. Paulus dipenjarakan karena adanya laporan warga Kota Filipi yang merasa dirugikan atas lawatan pemberitaan Injil yang dilakukan Rasul Paulus.
Mereka meminta pemerintah kolonial Romawi menangkap dan memenjarakan Rasul Paulus dengan alasan telah membuat keonaran masyarakat kota itu. Masalah yang sesungguhnya, mereka yang melaporkan pemenjaraan itu telah kehilangan pengaruh dan kehilangan sumber-sumber pendapatan karena pemberitaan Injil dari Rasul Paulus.
Saudaraku terkasih, kita bisa membayangkan dan merasakan betapa berat penderitaan yang dialami Rasul Paulus yang dipenjarakan karena pemberitaan Injil yang dilakukannya. Betapa berat siksaan badan dan mental yang diterima Paulus ketika disesah dan dimasukkan dalam penjara layaknya pelaku kejahatan. Apalagi pemenjaraan terhadap Rasul Paulus tidak hanya dilakukan di kota itu, ia kemudian dipindahkan sampai Kota Roma dalam kondisi sebagai seorang tahanan.
Namun demikian, Rasul Paulus tidak gentar mengalami pemenjaraan itu. Bahkan ia masih bisa mewartakan Injil meskipun dalam kondisi dipenjarakan. Ia tetap mampu menebarkan asa, menyiarkan pengharapan kabar keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus melalui surat-surat penggembalaan kepada jemaat mula-mula di berbagai kota.
Saudaraku terkasih, terkadang kita mendapat penolakan, penentangan, bahkan perlakuan tidak menyenangkan meskipun apa yang kita kerjakan atau kita lakukan itu adalah hal yang baik dan benar serta tidak melanggar hukum positif yang berlaku.
Mari tetap bertekun dan mampu menebarkan asa, menyebarkan benih pengharapan baik, meskipun menghadapi berbagai halang rintang dan mendapat perlakuan yang tidak menyenangkan.
Doa:
Bapa Sorgawi, terima kasih atas teladan yang kami peroleh melalui apa yang dilakukan Rasul Paulus yang tetap menebarkan pengharapan dan semangat meski menghadapi situasi sulit bahkan dipenjara layaknya pelaku kejahatan. Mampukanlah dan kuatkanlah kami ya Tuhan, agar tetap tegar dan teguh memberitakan kabar sukacita-Mu dalam situasi apapun yang menimpa kami. Amin. (Renungan Pengganti/ Admin).