Mikul Dhuwur Mendhem Jero

Bacaan: Yeremia 17:1-4, Lukas 11:24-28

Ketika Yesus masih berbicara, berserulah seorang perempuan dari antara orang banyak dan berkata kepada-Nya: “Berbahagialah ibu yang telah mengandung Engkau dan susu yang telah menyusui Engkau.” (Lukas 11:27).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Ada ungkapan: “Mikul Dhuwur Mendhem Jero”, ungkapan ini dimaknai sebagai cerminan dari etika sosial dalam budaya Jawa, yang berarti menjunjung tinggi kehormatan keluarga, harga diri, dalam penguatan jati diri seseorang, serta menggambarkan rasa hormat atau patuh kepada orang lain.

Saudara yang terkasih, bacaan kita hari ini ada 2 perikup yaitu Lukas 11:24-26 yang menceriterakan tentang kembalinya roh jahat; dan Lukas 11:27-28 tentang siapa yang berbahagia.

Mbah Google menjelaskan bahwa roh jahat yang disebutkan dalam Alkitab adalah makhluk ghaib yang jahat, yang dapat menguasai, memasuki, dan mempengaruhi seseorang. Roh jahat juga disebut sebagai “roh najis,” “roh penipu,” “roh berdusta,” “roh iblis,” dan “iblis”.

Dituliskan pula oleh Google ciri-ciri roh jahat antara lain:

  • Menipu para beriman
  • Menimbulkan penderitaan jasmani, kecacatan, maupun sakit-penyakit
  • Membawa manusia menjauhi Allah
  • Dorongan batin untuk menjauh dari rencana Tuhan dan dari iman, harapan, dan kasih.

Saat ini kita tidak akan membahas lebih jauh tentang roh jahat, tetapi lebih pada perikop tentang siapa yang berbahagia. Pada Lukas 11:27 merupakan ungkapan pujian seorang perempuan kepada Maria (ibunda Yesus) yang disebut sebagai orang yang berbahagia karena telah mengandung dan menyusui Yesus. Yesus sebagai orang yang cerdas, cakap dalam berbicara, hormat dan taat kepada orangtuanya, sehingga tidak hanya Yesus yang terkenal, tetapi juga orangtuanya. Yesus bukan orang Jawa, tetapi etika soaial budaya Jawa “mikul dhuwur mendhem jero” sudah lebih dulu diterapkanNya. Yesus menjunjung tinggi kehormatan keluarga dan harga diri, menunjukkan rasa hormat atau patuh kepada orangtua dan juga kepada orang lain.

Tetapi, apakah Yesus bangga dan jumawa dengan pujian yang diberikan kepada ibundaNya yang telah melahirkan dan merawatNya? Tidak demikian, pada ayat 28 Yesus berkata, “Yang berhahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya”.

Saudara yang terkasih, apakah kita sudah termasuk orang yang berbahagia seperti yang dinyatakan Tuhan Yesus? Ketika kita sudah melakukan prinsip “mikul dhuwur mendhem jero” kepada orangtua dan sesama, maka kita boleh berkata, “saya berbahagia”, tetapi belum sempurna. Bahagia yang sempurna, ketika kita selalu dengar-dengaran firman Tuhan dan melakukannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berbahagialah secara sempurna. Tuhan memberkati.

Doa:

Tuhan, terkadang kami terlalu bangga dan jumawa ketika kami dapat berbuat baik dan berguna kepada sesama, tetapi saat ini Tuhan mengingatkan bahwa kebahagiaan sejati itu ketika kami selalu mendengar firmanMu dan melakukannya. Ajari dan mampukan kami ya Tuhan. Dalan Nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin (Tim Adminweb).

 

Pos terkait