Bacaan: Yohanes 20:19-31.
Maka kata murid-murid yang lain itu kepadanya: “Kami telah melihat Tuhan!” Tetapi Tomas berkata kepada mereka: “Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.” (Yohanes 20:25).
Renungan:
Pertanyaan bisa timbul dari ketidaktahuan ataupun keraguan. Karena tidak tahu atau ragu, maka kita bertanya agar menjadi tahu dan percaya. Kita terbiasa menjalani hidup dengan tidak mudah percaya pada sesuatu yang tidak kita lihat dan dengar.
Terkadang kita merasa ragu ketika mendengar pengajaran yang mulai menyimpang. Karena itulah kita dinasihati untuk menguji segala sesuatu supaya kita tidak disesatkan. Jadi, jika ada orang bertanya atau butuh diyakinkan karena ingin mencari jawaban, maka kita diingatkan untuk tidak buru-buru menghakimi sebagai orang bodoh.
Melalui bacaan Alkitab pagi ini, kita mendapati Tomas sebagai sosok peragu. Ia ragu ketika para murid memberitahukan kepadanya bahwa mereka telah melihat Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya.
Seperti para murid lain, Tomas masih berduka dan terguncang, ditambah lagi bahwa ia sedang tidak bersama para murid ketika Yesus menjumpai mereka di pertemuan pertama. Dengan jujur Tomas meminta bukti agar ia percaya.
Yesus menjawab keraguan murid-Nya itu delapan hari kemudian dengan menampakkan diri kepada Tomas serta memintanya untuk mencucukkan jaringa pada tangan dan lambung-Nya. Dan Tomas pun menjadi percaya.
Saudaraku terkasih, saat kita berduka dan iman terguncang, kita pun bisa meragukan firman dan kehilangan pengharapan. Yesus sangat memahami situasi yang kita hadapi seperti ini. Dia menghargai kejujuran kita, bahwa kita ragu dan butuh dikuatkan. Yesus tidak pernah mencela karena kita ragu, sebaliknya Ia hadir untuk mengubah keraguan hati kita menjadi kepastian.
Kepastian bahwa Ia hidup dan tidak pernah mengingkari janji-Nya.
Doa:
Terima kasih Tuhan atas firman-Mnu yang menguatkan. Pimpin kami ya Roh Kudus, terangi hati dan pikiran kami dalam setiap langkah hidup kami, sehingga tidak ragu dan percaya walaupun tidak melihat. Dalam nama Tuhan Yesus, nama yang menyelamatkan. Amin. (Siswadi – Grogol).