Bukan Rejeki Nomplok

Bacaan: 1 Samuel 9:15-10:1b; 1 Timotius 3:1-9.

Ketika Samuel melihat Saul, maka berfirmanlah TUHAN kepadanya: “Inilah orang yang Kusebutkan kepadamu itu; orang ini akan memegang tampuk pemerintahan atas umat-Ku.” (1 Samuel 9:17).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Kita pernah mendengar istilah rejeki nomplok, yaitu suatu berkat yang kita terima dengan tanpa terduga. Tidak merencanakan, tidak mengusahakan, tetapi mendapat sesuatu yang luar biasa.

Ini juga yang dialami oleh Saul, seorang pemuda yang cakap dan ganteng, anak dari Bpk. Kisy bin Abiel dari suku Benyamin. Ia diperintah oleh bapaknya untuk mencari keledai yang hilang, dan ketika ia dan bujangnya bertanya kepada seorang pelihat (nabi) yaitu nabi Samuel, maka atas rencana dan perkenan Allah, Saul diurapi menjadi raja atas Israel. Rejeki nomplok, tetapi menuntut tanggung jawab yang sangat besar yaitu memimpin bangsa Israel.

Saudara yang terkasih, bulan April 2025 yang akan datang, beberapa anggota majelis, baik Penatua atau Diaken di GKJ Bejiharjo, baik yang di Induk maupun yang di Pepanthan akan menjalani purna tugas (lereh), sehingga perlu dipilih dan ditetapkan beberapa anggota jemaat menjadi anggota majelis yang baru. Lalu, bagaimana prosesnya dan apa syarat-syaratnya? Apakah harus seperti Saul yang menerima rejeki nomplok?

Ternyata tidak harus demikian. Surat Paulus kepada Timotius pada 1 Timotius 3 menetapkan beberapa syarat:

  1. Penilik jemaat (majelis gereja) adalah pekerjaan yang indah (ayat 1),
  2. Harus tidak bercacat, suami dari satu istri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, ….. dst (ayat 2-5),
  3. Bukan jemaat yang baru bertobat agar tidak menjadi sombong (ayat 6),
  4. Mempunyai reputasi yang baik di masyarakat (ayat 7),
  5. Orang yang terhormat, tidak bercabang lidah, tidak penggemar anggur, tidak serakah dan dapat memelihara rahasia iman dalam hati nurani yang suci (ayat 8-9).

Jika kita ukur dengan keberadaan diri kita, itu adalah suatu syarat yang sangat berat. Teetapi apakah kita harus berhenti dan diam tanpa ikut ambil bagian dalam pelayanan gereja?

Tuhan memberikan syarat yang berat, karena Tuhan menginginkan kepada kita agar kita mau dan mampu mengusahakan dan menempatkan diri sebagai pelayan gereja. Sebagai pelayan Tuhan yang dapat melayani jemaat dengan sikap yang baik, yang benar dan yang berkenan kepada Tuhan.

Bukan orang yang sudah memiliki semua syarat di atas yang harus dipilih menjadi majelis gereja, tetapi siapapun kita yang mau belajar dan menempatkan diri sebagai majelis, sebagai pelayan Tuhan yang mampu mewujudkan perilaku benar di mata Tuhan, dan mampu menjadi teladan bagi jemaat dan masyarakat.

Harus berusaha, bukan menunggu rejeki nomplok.

Doa:

Tuhan, terkadang kami merasa takut, merasa tidak mampu, merasa tidak layak untuk menjadi pelayanMu. Ajarilah kami ya Tuhan untuk menjawab *”ya”” atas tugas yang Engkau berikan kepada kami. Kuatkan dan mampukan kami ya Tuhan. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin. (Tim Adminweb)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *