Tetap Teguh Memelihara Iman atau Mendua Hati?

Bacaan : Bilangan 24 : 1 – 14 dan Lukas 1 : 26 – 38.

Kata Maria, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Lukas 1: 38a).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Bileam di dalam kitab Bilangan yang ditulis oleh Musa adalah tokoh berpengaruh pada jamannya hingga keputusan-kepurusannya bisa mempengaruhi Balak seorang Raja Moab. Reputasinya tentu saja tidak main-main, dia dianggap sebagai seorang peramal dan penyihir yang terkenal di kerajaan. Dalam Alkitab tertulis bahwa dia dianggap sebagai nabi yang bisa bicara dengan hewan (keledai). Bahkan karena reputasinya itu Tuhan “sempat” memakai Bileam untuk mengemban misiNya yaitu memberkati umat Israel.

Sayangnya, inkonsistensi iman Bileam dan sikapnya yang mendua hati itu mendatangkan murka Tuhan, karena Bileam mengingkari misi Tuhan untuk memberkati umat Israel dan mengubahnya menjadi misi yang menguntungkan secara pribadi buat Bileam, yaitu mencari ketenaran, penghormatan, dan keserakahan demi mendapatkan uang. Dua hal tersebut yaitu ketenaran dan uang adalah akar kejatuhannya.

Dikisahkan di ayat yang selanjutnya Bileam membawa toleransi terhadap ajaran paganisme, di mana apabila anak-anak Tuhan dianggap biasa saja jika melakukan perzinahan karena bisa bertobat dan meminta pengampunan kembali. Selain itu Bileam juga mengkhianati imannya kepada Tuhan dengan menyuruh orang Israel untuk menyembah berhala, selain juga memperbolehkan untuk menyembah kaisar.

Dalam Alkitab, ajaran ini dikritik sebagai ajaran yang menyesatkan dan membahayakan iman, serta menjadi perumpamaan bagi guru-guru, pengkotbah, atau tokoh yang tidak memiliki integritas iman yang baik, mendua hati (ambiguitas), dualisme, yang mengajak umat Tuhan ke dalam kompromi untuk melakukan hal-hal yang bejat dan hedon (duniawi).

Itulah mengapa pada akhirnya Bileam disebut sebagai nabi palsu di akhir kehidupannya.

Bagaimana dengan tokoh Maria ibu Yesus?

Maria walaupun tidak memiliki reputasi seperti seorang nabi seperti halnya Bileam, Tuhan memakai pribadi Maria yang rendah hati karena ketulusannya dan ketaatannya pada Tuhan. Maria yang dalam bahasa Ibrani berarti kuat adalah sosok ibu rumah tangga yang hebat (wonder woman), yang memiliki iman yang kuat, taat, rendah hati, setia, tabah, dan menjaga kekudusan.

Dalam nats Alkitab di atas, kata: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan….. ” Ini menunjukkan bahwa Maria adalah seorang yang rendah hati. Ia meletakkan semua otoritasnya di tangan Tuhan.

Bagaimana penerapannya dalam kehidupan kita sehari-hari? Tuhan sebenarnya memberikan kita anugerah dan kehendak bebas di dalam kita mengambil setiap keputusan. Apakah kita akan mengkhianati iman kita seperti Bileam yang tergiur kehormatan dan uang serta mengagungkan diri dengan mengandalkan pengaruh dan kekuasaan yang kita miliki atau mau bersikap rendah hati seperti Maria? Semua kembali kepada kita, silakan memilih.

Doa :

Tuhan Allah sumber kebijaksanaan kami, kami mohon bimbinganMu di setiap kami mengambil keputusan dalam kehidupan kami sehari-hari baik yang menyangkut kepentingan kami pribadi maupun kepentingan orang lain, untuk berserah penuh pada kebijaksanaan Tuhan, menjauhkan diri dari ego pribadi, dari sikap angkuh untuk mengglorifikasi diri demi mendapatkan kehormatan di hadapan sesama kami, dan juga demi hal-hal hedon duniawi yang lain. Ajarilah kami untuk meneladani Bunda Maria yang kudus dalam hal ketaatan, kekuatan, dan integritas iman yang sesuai kekendakMu. Amin. (Andriyani Widyaningtyas – Kulwo).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *