Bacaan: Habakuk 1:1–4; Habakuk 2:1–4; 2 Timotius 1:1–14.
“…orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.” Habakuk 2:4 (TB).
Renungan:
Nabi Habakuk berseru kepada Tuhan karena melihat ketidakadilan merajalela. Ia melihat orang fasik seolah-olah menang, hukum dilemahkan, dan orang-orang benar terus tertindas. Namun Tuhan memberi jawaban bahwa penglihatan atau janji itu akan digenapi pada waktunya. Meski tampak lambat atau mustahil, namun hal itu pasti terjadi. Oleh karena itu kita sebagai orang benar harus hidup oleh iman.
Pada bacaan Timotius 1:1-14, Rasul Paulus menulis surat kepada Timotius, anak rohaninya, dari dalam penjara. Paulus tahu penderitaan akan terus ada, bahkan bisa membuat orang takut dan mundur. Namun ia meneguhkan Timotius agar tidak malu bersaksi tentang Kristus, berpegang pada ajaran yang baik, dan menjaga iman dengan kuasa Roh Kudus. Paulus mengingatkan bahwa Injil adalah kasih karunia yang menghidupkan, dan itulah yang harus terus dijaga meski ada penderitaan.
Habakuk mengajarkan kita untuk tetap percaya di tengah situasi yang kacau. Paulus meneguhkan kita untuk setia dan berani memelihara iman meski ada tantangan. Hidup orang percaya bukan ditentukan oleh keadaan, tetapi oleh iman kepada Allah.
“Tuhan Memakai Orang yang Setia, Bukan yang Paling Kuat”
Banyak dari kita mungkin merasa kecil, lemah, atau tidak berdaya menghadapi masalah hidup maupun pelayanan. Kita merasa doa tidak dijawab, perjuangan terasa sia-sia, atau pelayanan tidak berbuah. Tetapi Habakuk mengingatkan: “Tunggu, karena pada waktunya itu akan digenapi.” Artinya, Tuhan tidak menuntut kita untuk kuat dengan kekuatan sendiri, melainkan untuk setia dan percaya. Justru dalam kelemahan, iman kita diuji, dan dalam kesetiaan, Tuhan memakai kita.
“Tuhan Tidak Melihat Kemampuan, Tapi Ketaatan”
Habakuk setia menunggu jawaban Tuhan di menara pengintai. Timotius diminta setia menjaga ajaran yang dipercayakan kepadanya. Dan kita pun dipanggil untuk setia di mana pun kita berada. Entah sebagai anak, orang tua, pekerja, pelajar, atau lansia, semua dapat dipakai Tuhan. Tuhan bukan memakai siapa yang paling kuat, paling pintar, atau paling berani. Tapi siapa yang mau percaya, setia, dan rela dipakai-Nya.
Saudara-saudari yang terkasih, kisah Habakuk dan Timotius mengingatkan kita bahwa ketika dunia terasa gelap, kita harus tetap percaya, ketika iman terasa lemah, mintalah kuasa Roh Kudus, dan ketika kita merasa kecil, ingatlah Tuhan hanya meminta hati yang rela kepadaNya.
Doa :
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau adalah Allah yang setia. Ajari kami untuk hidup oleh iman, meski keadaan sering tidak menentu. Kuatkan kami agar tidak malu bersaksi tentang-Mu, melainkan setia dalam setiap langkah hidup kami. Pakailah kami menjadi alat kasih dan terang-Mu. Dalam nama Yesus Kristus kami berdoa. Amin. (Revnus Gadang Dermawan – Minomartani).