Mari Berjalan dan Hati-hati dan Teliti

Bacaan: Yehezkiel 11:1-25.

“Ketika mereka datang ke sana, mereka akan menyingkirkan semua bendanya yang menjijikkan dan semua kekejiannya dari tanah Israel. Aku akan memberi mereka suatu hati, dan menaruh roh yang baru ke dalam mereka. Aku akan mengambil hati batu dari tubuh mereka dan memberi mereka hati yang lembut, supaya mereka dapat berjalan dalam ketetapan-ketetapan-Ku dan memelihara perintah-perintah-Ku serta menaatinya. Mereka akan menjadi umat-Ku, dan Aku akan menjadi Allah mereka.” (Yehezkiel 11:18-20).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Ada sebuah peribahasa yang berbunyi: “Tak ada asap jika tak ada api”. Artinya, tidak ada akibat tanpa sebab. Demikian pula, penghukuman yang dijatuhkan Tuhan terhadap umat Israel bukan tanpa sebab, dan bukan ujug-ujug dijatuhkan begitu saja.

Bacaan Kitab Suci pagi ini mengingatkan kita terhadap apa yang telah Allah lakukan terhadap bangsa Israel melalui apa yang ditulis oleh nabi Yehezkiel. Dalam bacaan pagi ini, kita mendapati peristiwa Roh Allah mengangkat Yehezkiel ke gerbang timur Bait Allah (ayat 1). Dalam penglihatannya, Yehezkiel melihat di dalamnya ada 25 orang, di antaranya para pemimpin Israel, yaitu Yaazanya bin Azur dan Pelaca bin Benaya.

Allah mengatakan bahwa mereka para pemimpin itu semuanya adalah orang-orang yang merencanakan kejahatan di Yerusalem (ayat 2-3). Mereka memengaruhi warga Yerusalem untuk mengabaikan bahaya musuh dan membangun rumah-rumah baru karena yakin bahwa mereka akan tetap aman di balik tembok kota.

Dalam penglihatan yang diterima Yehezkiel, didapati hati para pemimpin dan umat Israel tersebut tidak lagi setia kepada Allah, sehingga mereka mendapat kebalikan dari yang mereka harapkan. Tembok kota tidak berguna sama sekali. Mereka tidak akan terlindung, tetapi akan dibawa keluar dan mati terbunuh oleh pasukan Babilonia (ayat 7-10). Kemudian, mereka telah memulai kejahatan dengan membunuh penduduk Yerusalem. Kini mereka umat Israel menjadi korban kejahatan yang dilakukan oleh bangsa Babilonia.

Allah melakukan penghukuman sebagai peringatan bahwa akibat dari hidup tidak setia kepada-Nya adalah datangnya kematian sebagai hukuman dari Tuhan (ayat 10-12). Inilah yang membuat Yehezkiel memohon pengampunan bagi umat Israel.

Saudaraku terkasih, dari bacaan kita pagi ini, mari kita semua berhati-hati dalam menjalani hidup. Mari senantiasa kita ingat, bahwa ada akibat dari setiap hal yang kita lakukan, ada pertanggungjawaban yang mesti kita terima dari apa yang kita lakukan. Oleh karena itu, mari kita hindari apa yang membuat kita terjatuh dalam keberdosaan dengan menjaga hidup sesuai dengan kehendak Allah.

Dari kisah yang ditulis nabi Yehezkiel ini, kita mendapati umat Israel pernah tidak taat kepada perintah Tuhan sehingga menerima akibat dari kejatuhan dalam keberdosaannya. Pada awalnya mereka hidup aman dalam perlindungan Allah. Karena menyembah berhala, mereka menjalani hidup dengan cara-cara yang jauh dari kehendak Allah. Akibatnya, umat Israel hidup terbuang dari negerinya, menjadi tawanan bangsa Babilonia. Hidup mereka serba tidak bebas dan terancam.

Mari senantiasa perhatikan setiap langkah hidup kita dengan teliti dan hati-hati. Tidak pada tempatnya kita menggunakan alasan kelemahan manusiawi kita sebagai alasan untuk lepas tangan dari tanggung jawab. Sekalipun ada pelanggaran yang mendatangkan kesusahan, kita tetap dapat memohon anugerah pengampunan-Nya. Allah tidak pernah mengabaikan umat-Nya yang mau bertobat.

Allah berjanji akan memberikan hati baru kepada setiap umat-Nya yang berpegang teguh kepada kehendak-Nya. Ia akan menaruh roh yang baru ke dalam setiap umat-Nya yang setia kepadanya. Ia akan memberi hati baru yang lembut kepada setiap umat-Nya yang tetap tinggal dalam rumah-Nya, supaya dapat berjalan dalam ketetapan-ketetapan-Nya.

Doa:

Allah Bapa Sorgawi, ampunilah diri kami yang jahat dan tidak setia terhadap ketetapan-ketetapan-Mu. Kami bertobat ya Tuhan atas kesalahan dan keberdosaan kami. Mampukanlah dan kuatkanlah kami agar berpegang teguh kepada kehendak-Mu. Amin. (Joko Yanuwidiasta – Kulwo).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *