Bacaan: Ibrani 3:7-19.
Tetapi nasihatilah seorang akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan “hari ini”, supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa. (Ibrani 3:13).
Renungan:
“Mbegegeg” adalah kata dalam Bahasa Jawa yang artinya diam, tidak bergerak. Seseorang dikatakan mbegegeg artinya orang itu diam, tak bergerak melakukan sesuatu, atau tidak menunjukkan reaksi ataupun respon apapun ketika diberikan aksi apapun. Penggunaan kata mbegegek biasanya berkonotasi negatif, karena menunjukkan sikap atau perilaku yang tidak memberikan tanggapan yang positif, meskipun telah diberikan masukan saran demi ke arah yang lebih baik.
Dalam seni pertunjukan wayang kulit, kata mbegegeg sering diucapkan oleh tokoh Semar, ayah dari Petruk, Gareng, dan Bagong. Semar sering mengatakan: “mbegegeg, ugeg-ugeg, hemel-hemel sakdulita, langgeng.” Para penikmat wayang kulit terbawa tersenyum lepas, menjadi tidak begitu memperhatikan kata-kata berikutnya yang saling bertabrakan, karena kelucuan sang dalang mengucapkan kata-kata itu.
Saudaraku terkasih, bacaan leksionari pagi ini membahas tentang bahaya mengalami kebinasaan karena sikap mengeraskan hati atau menjadi tegar hatinya ketika mendapatkan peringatan dari-Nya. Penulis surat Ibrani menandaskan, kita mesti memiliki hati yang terbuka untuk mendengarkan suara-Nya. Kita mesti bersedia merespon peringatan Tuhan melalui firman-Nya. Peringatan itu bisa saja melalui nasihat atau peringatan yang diberikan orang lain.
Lantas, apa kaitan bacaan kita pagi ini dengan kalimat yang sering diucapkan tokoh Semar dalam pewayangan? Apabila kita simak dan rasakan lebih mendalam, tokoh Semar sesungguhnya mengajak penonton wayang kulit untuk tidak terpana pada mbegegeg saja. Semar mengajak untuk memperhatikan kata ugeg-ugeg, yang artinya bergerak merespon sebisa mungkin meskipun mulai dari gerakan kecil. Semar juga mengajak agar hemel-hemel sakdulita, artinya agar kita bersedia mengunyah sedikit demi sedikit meskipun rasanya terkadang pahit, karena peringatan-Nya baik melalui firman-Nya ataupun nasihat dari orang lain terkadang tak mudah kita terima.
Doa:
Terima kasih Tuhan, hari ini Engkau telah ingatkan kami untuk senantiasa terbuka hati mendengarkan suara-Mu, tidak mengeraskan hati menerima peringatan-Mu, dan juga tidak tegar hati saat mendapatkan masukan dan nasihat dari orang lain di sekeliling kami. Terus mampukan kami ya Tuhan untuk rendah hati dan tidak terjebak mengeraskan hati. Amin. (Tim Adminweb/Joko Y).