Menakar Ulang Makna Berulang Tahun

Lukisan "An Allegory of Prudence", karya pelukis Titian dari Venesia (abad XVI).

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana.

(Mazmur 90:12, perikop selengkapnya dapat dibaca dari Mazmur 90:1-12).

Banyak anak yang susah tidur kalau besok berulang tahun. Mereka membayangkan: tiup lilin, potong kue, buka kado, dan lain-lainnya. Di sisi lain, banyak orang dewasa juga susah tidur kalau besok berulang tahun. Mereka heran mengapa ulang tahun kita begitu cepat datangnya. Rasanya belum begitu lama kita berulang tahun, kok sekarang sudah berulang tahun lagi? Mengapa waktu berjalan begitu cepat? Kita sudah bertambah satu tahun lagi. Aduh ….., kita cepat tua.

Akibat perasaan tambah tua itu, banyak orang dewasa kurang senang merayakan ulang tahun, lupa hari ulang tahunnya, atau bahkan dengan sengaja melupakannya.

Ulang tahun memang menyangkut umur. Apa yang sebenarnya terjadi dengan umur kita pada hari ulang tahun? Umur kita diperpanjang satu tahun ataukah diperpendek satu tahun? Ada yang merasa umurnya bertambah satu tahun, sebaliknya ada yang merasa berkurang satu tahun. Mana yang benar? Pertanyaan itu sama dengan pemahaman soal gelas air yang berisi setengah. Orang yang berpandangan optimis melihat itu sebagai “setengah isi”, sedangkan orang yang berpandangan pesimis melihat itu sebagai “setengah kosong”. Dua-duanya betul, tergantung cara kita memahaminya.

Apa yang terjadi pada hari ulang tahun adalah kedua-duanya: umur kita bertambah satu tahun dan serempak berkurang satu tahun. Artinya, bila hidup kita “ibarat sebuah garis panjang”, maka jika dilihat dari ujung awal, ulang tahun berarti hidup kita bertambah satu tahun; namun, bila dilihat dari ujung akhir, ulang tahun berarti hidup kita berkurang satu tahun.

Sebab itu bagi orang dewasa, ulang tahun dapat menimbulkan dua perasaan: girang dan waspada. Girang bahwa umur kita bertambah satu tahun, namun kita juga menjadi waspada bahwa masa hidup kita berkurang satu tahun.

Perasaan bertambah dan berkurang satu tahun itu menjadikan kita sadar bahwa tahun-tahun hidup kita sungguh berharga. Tiap tahun bahkan tiap hari sungguh berharga karena jumlahnya terbatas. Kita tidak dapat menambahnya. Tahun-tahun dan hari-hari itu adalah pemberian Tuhan. Kita tidak dapat membuatnya atau membelinya dengan harga berapapun. Sebab itu kita patut menghargai tiap hari dan tiap tahun yang diberikan itu sebijaksana mungkin. Pemazmur menulis, “Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana” (Mzm 90:12)

Sebab ulang tahun memang dapat menjadi sebuah perhitungan. Tuhan memberikan kepada kita sekian puluh tahun sebagai masa hidup kita, sebagian diantaranya sudah kita lalui, sebagian lagi belum. Apa yang sudah kita perbuat dengan tahun-tahun yang sudah lewat dan apa yang akan kita perbuat dengan tahun-tahun yang akan datang? Ulang tahun adalah sebuah tonggak antara masa lampau, masa kini dan masa datang.

Pelukis Titian dari abad ke-16, di Venesia, menggambarkan orang berkepala tiga. Kepala yang pertama adalah wajah pemuda menatap jauh ke depan;  Kepala kedua wajah orang dewasa memperhatikan masa kini; dan Kepala ketiga adalah wajah orang lanjut usia menengok ke masa lampau. Di gambar itu ada tulisan, “Dari pengalaman masa lalu, orang menjalani masa kini dengan bijaksama supaya tidak merusak masa depan”

Bagaimana dengan ulang tahun ke-16 GKJ Bejiharjo? Kita memahami sebagai gereja yang bertambah usia satu tahun atau memahami sebagai gereja yang berkurang usia selama satu tahun? Laju usia gereja tidak dapat disamakan dengan usia manusia, karena gereja harus tumbuh dan semakin bertumbuh tanpa batas akhir. Pasang surut, semangat dan kurang semangat, bertambah atau berkurang jemaatnya, itu adalah sebuah dinamika dan kita harus melaluinya.

Ulang tahun ke-16 tahun ini menetapkan tema “Lumakua Kang Jejeg Ing Dalan Kang Bener” (Bdk. Amsal 4:26-27) adalah suatu peringatan sekaligus sebagai motivator. Suatu peringatan: karena saat ini kita dirasa kurang semangat, pertumbuhan jemaat yang lambat, dan lain-lain. Apakah penyebabnya? Di sisi lain, tema tersebut menjadi motivator: bangkitlah dan tegakkanlah semangatmu dengan tetap berjalan dalam kebenaran firman Tuhan. “SELAMAT ULANG TAHUN”.

***

Penulis: Dkn Egnatius Sugeng (Sekretaris Majelis GKJ Bejiharjo 2025-2026)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *