Saling Menolong dan Menguatkan

Bacaan: Yakobus 5:13-20.

Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua  jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. (Yak 5:14).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Bungah lan susah iku sandhangane wong urip.” Pepatah Jawa ini sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari. Benar memang, ibarat siang yang selalu berganti malam, laku hidup tak dapat menghindar dari apa yang disebut suka-duka, baik-buruk, gampang-sulit, sehat-sakit, dan aneka situasi lainnya.

Namun, pepatah Jawa tadi sesungguhnya masih ada lanjutannya. Begini: “Yektine, bungah lan susah iku mapane ora neng urip iku, nanging mapane ana ing anggepane wong kang nyurasani marang urip kasebut. Sandhangan iku ketok apik lan orane, iku dudu ing sandhangane, nanging ana ing pikirane wong sing nganggo sandhangan kasebut.

Suka dan duka sesungguhnya bukan berada di kehidupan, namun berada pada pikiran orang yang menjalani hidup itu. Pakaian itu terlihat bagus atau tidak bukan perkara pakaiannya, tetapi bagus atau tidaknya terletak pada pikiran orang yang memakainya.

Bacaan Kitab Suci pagi ini mengingatkan kita pada situasi kegembiraan dan penderitaan yang lumrah terjadi pada hidup kita. Rasul Yakobus menekankan pentingnya tradisi menjaga hati, menjaga pikiran kita, agar kita mampu saling tolong-menolong dan saling menguatkan ketika kita sedang mengalami penderitaan. Juga menjadi kawan yang mampu menjaga kewarasan, agar kita tidak jatuh dalam kesombongan ketika sedang sedang dalam suasana sukacita.

Rasul Yakobus mengingatkan agar kita tak lepas dari berdoa ketika sedang menderita. Ketika kita sedang bergembira supaya mengungkapkannya dalam nyanyian syukur, bukan pesta-pora kegembiraan yang berlebihan. Ketika ada di antara kita yang sedang jatuh sakit, maka kita diingatkan agar peduli, mengundang penatua atau diakon jemaat, mendatangi dan menjamahnya serta mendoakannya.

Mengolesi dengan minyak dalam tradisi para rasul dan jemaat mula-mula sesungguhnya merupakan tindakan nyata pengobatan secara tradisional. Menjadi wujud belarasa merasakan derita yang sedang sakit, sehingga meringankan beban dan menjadi bersemangat untuk pulih.

Rasul Yakobus juga mengingatkan, bahwa saling menolong dan menguatkan juga berdampak transformatif. Ayat terakhir bacaan pagi ini menegaskan, bahwa ketika ada saudara yang menyimpang dari kebenaran dan ada yang mengingatkan sehingga ia berbalik dari jalan yang sesat, maka orang itu telah ikut menyelamatkan jiwa yang sedang tersesat dari maut.

Mari, saling bertolong-tolongan dan saling menguatkan dalam sukacita dan derita.

Doa:

Bapa sorgawi, terima kasih atas rahmat yang Engkau curahkan dalam kehidupan kami. Mampukan kami untuk senantiasa mengerti cinta-kasih-MU dalam sukacita maupun derita yang kami alami. Mampukan kami untuk dengan rendah hati menerima pertolongan dari sesama yang mengasihi kami. Mampukan juga agar kami dapat menolong sesama kami dengan apa yang kami miliki. Amin. (KSKK).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *