Tubuh, Jiwa, dan Roh yang Menyatu

Bacaan: 1 Korintus 14:13-25.

Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku. (1 Korintus 14:15).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Bahasa roh sering menjadi bahan pembicaraan dan perdebatan hangat di kalangan umat Kristen. Di beberapa kalangan Kristen, ada yang berpandangan bahwa bahasa roh merupakan tanda seseorang mengalami “kepenuhan roh”, sehingga orang yang berkata-kata dalam bahasa roh sering disalahartikan sebagai sebuah pencapaian iman yang lebih dibandingkan orang yang tidak bisa berbahasa roh. Dampak negatifnya, orang yang tidak bisa berbahasa roh sering dipandang rendah kadar keimanannya.

Dalam lingkup Gereja-gereja Kristen Jawa, pembicaraan tentang bahasa roh ini memang tidak mendapatkan perhatian secara khusus. Artinya, bahasa roh diakui keberadaaannya sebagai sebuah anugerah dari Tuhan kepada setiap pribadi, dan dipergunakan sebagai bahasa komunikasi secara pribadi dengan Tuhan Sang Pengada Kehidupan.

Bacaan Kitab Suci pagi ini juga menegaskan tentang bahasa roh. Rasul Paulus dalam surat penggembalaan kepada jemaat di Korintus menjelaskan secara gamblang tentang bahasa roh. Paulus menegaskan bahwa siapa yang berkata-kata dengan bahasa roh, maka ia harus berdoa supaya ia diberikan anugerah menafsirkan bahasa roh itu ke dalam bahasa percakapan yang bisa dipahami oleh semua yang terlibat dalam percakapan.

Rasul Paulus menegaskan pentingnya kesatuan antara tubuh, jiwa dan roh dalam diri setiap pribadi. Tubuh adalah fisik badaniah kita, jiwa ada dan menyertai di dalam tubuh ketika kita hidup, dan roh adalah karunia dari Tuhan Sang Pencipta dan Penyelenggara Kehidupan. Hal ini sangat jelas ditegaskan dengan pernyataan bahwa pada waktu Paulus berdoa dengan roh, maka ia juga berdoa dengan akal budinya; pada waktu Paulus menyanyi dan memuji dengan roh, maka ia juga menyanyi dan memuji dengan akal budinya.

Saudaraku terkasih, bahasa roh adalah karunia Allah. Anugerah bahasa roh bisa saja diterima oleh siapa saja yang diperkenankan Allah untuk menerima. Titik penting tentang karunia bahasa roh bukan pada bagaimana seseorang bisa menerima bahasa roh sehingga ia dipandang sebagai orang yang lebih rohani dibandingkan dengan orang lain yang tidak menerima anugerah bahasa roh.

Bahasa apapun itu bentuknya pada dasarnya menjadi alat untuk berkomunikasi antara sesama manusia dan dengan Tuhan Sang Pencipta. Bahasa akan mencapai maksud dan tujuannya apabila apa yang disampaikan dalam berbagai bentuk dapat dipahami oleh semua yang terlibat dalam berkomunikasi.

Oleh karena itu, kesatuan antara tubuh, jiwa, dan roh dalam diri setiap pribadi menjadi kunci utama dalam berkomunikasi. Apa yang menjadi tanda, teka-teki atau rahasia dalam bahasa roh akan terselami dan mendatangkan berkah ketika bahasa roh tersebut terungkap dalam bahasa sehari-hari yang dapat dipahami oleh setiap orang, sehingga semua akan berucap, “Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kita.”

Doa:

Bapa sorgawi, terima kasih atas aneka berkat dan karunia yang telah kami. Mampukanlah kami ya Tuhan untuk senantiasa mensyukuri berkat dan karunia yang telah Engkau percayakan kepada kami masing-masing, dan semuanya adalah untuk keluhuran Tuhan yang menyelenggarakan kehidupan. Amin. (Tim Adminweb).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *