Duta Mrantasi

Bacaan: Kej 24:34-41, 50-67; 1 Yoh. 2:7-11

Tetapi jawabnya kepada mereka: “Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku.” (Kejadian 24:56).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, dalam cerita rakyat, “duta mrantasi” merujuk pada seorang utusan atau wakil yang ditugaskan untuk menyelesaikan suatu masalah atau tugas dengan tuntas dan efektif. “Mrantasi” sendiri berarti menyelesaikan atau menuntaskan sesuatu dengan baik. Jadi, duta mrantasi adalah sosok yang diharapkan mampu mengatasi suatu persoalan yang dipercayakan kepadanya, dan berhasil mencapai tujuannya dengan hasil yang memuaskan.

Ini yang dilakukan oleh utusan Abraham untuk mencarikan istri bagi Ishak. Ada kriteria dan ketentuan yang harus ditaati sehingga apa yang diemban tepat sasaran dan berhasil baik. Kriteria calon istri Ishak antara lain: bukan perempuan dari Kanaan, anak dari saudaranya yang diam di tanah kelahiran Abraham, yaitu ke Aram-Mesopotamia ke kota Nahor. Adapun ketentuan atau tandanya adalah jika perempuan tersebut bersedia memberi air minum untuk utusan Abraham beserta unta-untanya. Atas penyertaan Tuhan, utusan Abraham berhasil meminang Ribka anak Betuel yang merupakan saudara Abraham. “Duta mrantasi

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, ada budaya yang hampir mirip dengan cerita pernikahan Ishak, yaitu budaya Batak. Dalam budaya Batak, “pariban” merujuk pada sepupu dari pihak ibu (anak dari tulang) atau sepupu dari pihak ayah (anak dari namboru). Istilah ini juga bisa merujuk pada hubungan pernikahan antara sepupu, khususnya antara anak laki-laki dari tulang dengan anak perempuan dari namboru, atau sebaliknya. Tujuan dari Abraham maupun budaya Batak adalah untuk mempererat persaudaraan.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, kembali kepada judul renungan hari ini: “duta mrantasi“. Apakah juga berlaku kepada kita sebagai utusan Tuhan? Apa yang diperintahkan Tuhan kepada kita? Ya, berlaku untuk kita. Bahwa kita diberi perintah: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,” (Matius 28:19).

Mari kita pergi, mari kita wartakan kabar keselamatan ke semua tempat, kepada semua orang, agar semua orang yang percaya memperoleh kehidupan yang kekal. Jika kesempatan sudah kita peroleh, mari kita lakukan sekarang, jangan menunda-nunda. Tetapi jawabnya kepada mereka: “Janganlah tahan aku, sedang TUHAN telah membuat perjalananku berhasil; lepaslah aku, supaya aku pulang kepada tuanku.” (Kejadian 24:56) Mari kita menjadi duta/utusan Tuhan yang mrantasi atau berhasil dan tuntas. Tuhan memberkati.

Doa:

Tuhan, jadikanlah kami menjadi utusan-Mu yang siap, setia dan cepat, tidak menunda-nunda, sehingga apa yang kami lakukan dapat berhasil dengan baik sesuai dengan kriteria dan ketentuan yang Tuhan berikan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin (Tim Adminweb/Egn. Sugeng).

 

Pos terkait