Bacaan: Mazmur 33:1-9.
Sebab firman TUHAN itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. (Mazmur 33:3).
Renungan:
Suatu kali keluarga Jimmy mengadakan perjalanan. Saat menelusuri hutan mobil mereka mogok. Matahari yang terik membuat mereka kehausan. Akhirnya sambil menunggu, Jimmy dan pamannya pergi dan mencari mata air disekitar daerah itu. Dari kejauhan terlihat rumah kecil. Paman Jimny menunjuk kearah seorang nenek. “Hai Jimmy coba lari kearah sana dan minta air minum”, suruhnya.
Setibanya dirumah itu sang nenek berpaling kearah Jimmy, tetapi tidak berkata sepatah kata pun, “tolong ibu, kami semua haus, boleh minta air minum disini?” Kata Jimmy. Nenek itu tersenyum. “Air minum? Wah disana ada mata air dibelakang bukit kecil. Ini nak, peganglah ini terus, dan kamu akan sampai ke sana!” Seraya menjelaskan, nenek itu meletakan tangannya pada seutas tali yang diikat pada tiang serambi muka, yang terbentang disepanjang halaman.
Dengan sedikit ragu Jimmy memegang tali itu dan mengikutinya sampai ia menemukan mata air seperti kata nenek itu. Setelah minum, Jimmy kembali ke pinggir jalan dan menunjukan tempatnya pada yang lain. Merekapun pergi dan minum sampai puas. “Aku mau kerumah nenek itu, kita harus berterimakasih”. Kata ayah Jimmy. Saat mereka mendekati serambi muka, nenek itu masih duduk, tetapi tidak menoleh ke mereka. Matanya ditujukan kedepan, namun jari-jarinya bergerak diatas buku. “Wah, dia buta” bisik ayah jimmy. Itu sebabnya ada tali untuk membibingnya ke mata air,” Ternyata pendengaran nenek itu masih tajam. Ia mendengar bisikan itu, “Bagaimana nak? Kau menemukan mata air itu?” “Iya, segar nek” jawab Jimmy.
Lalu ayah Jimmy berbicara, “Kami berhutang budi pada ibu, adakah yang bisa kami kerjakan untuk ibu?” Nenek itu tersenyum. “O, tidak usah pak, terima kasih!” Kalian liat sendiri mataku sudah rusak, tapi aku tidak perlu bantuan. Putraku yang pasang tali-tali untukku. Tali ke mata air,kandang ayam, pohon buah dan kebun sayur. Aku hanya memegang tali-tali itu” katanya. Lalu ia mengangkat buku dipangkuannya. “Kalian tau ini apa?” “Itu sebuah buku Braille, dan kalau tidak salah, itu Alkitab,” jawab ayah Jimmy. “Betul” kata sang nenek.
“Inilah taliku yang terpenting, taliku yang membawaku sampai pada tujuan terpenting dihidupku. Tadi kalian memegang taliku dan kalian sampai ke mata air. Nah peganglah Alkitab ini terus, dan kalian akan sampai ke sorga dan akan mendapat pengenalan akan Tuhan.” Alkitab tali kehidupan kita.
Kisah ini mengingatkan kita akan satu hal yang sering yang dilalaikan oleh orang-orang yang mempunyai penglihatan yang tajam. Sebagai orang yang dikaruniai dengan kesempurnaan, sudahkah kita memegang dan mengkuti terus, sampai kita menemukan sumber mata air kehidupan yang kekal. Melalui perenungan firman Tuhan setiap hari, marilah kita memegang teguh dan mengikuti tali kepastian menuju kehidupan di dalam Yesus.
Doa:
Ya Bapa, biarlah kami selalu memegang tali kepastian dari-Mu, agar kami tetap berjalan di jalan-Mu. Dan menemukan sumber air sejati yaitu kehidupan kekal. Amin. (Tri Setyowati – Kulwo).
