Bacaan: Kejadian 14:17-24; Filipi 3:17-20
“Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya.” (Kejadian 14:23)
Renungan:
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, kita pernah atau sering mendengar kata gratifikasi. Gratifikasi adalah pemberian yang diterima di luar hak atau gaji yang seharusnya diterima. Gratifikasi dapat berupa uang, barang, komisi, tiket perjalanan, dan fasilitas penginapan.
Bacaan kita hari ini, Kejadian 14:17-24, mengisahkan tentang keberhasilan Abram beserta pasukannya dapat merebut kembali para tawanan dan harta rampasan perang koalisi raja Sodom dan Gomora yang telah dikalahkan oleh koalisi Kedorlaomer (Kej. 14:8-9). Kemenangan ini didasari atas semangat untuk menyelamatkan saudaranya yang ikut menjadi tawanan yaitu Lot yang selama itu tinggal di Sodom. Kemenangan pasukan Abram disambut sukacita oleh raja Sodom dengan imbalan untuk menerima semua harta yang dirampas, asalkan orang-orangnya yang ditawan diserahkan kepada raja Sodom (ayat 21). “Upaya Gratifikasi”
Apa yang dilakukan oleh Abram? Menerima grafitikasi? Ternyata tidak. “Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasut pun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya”. (Kejadian 14:23) Semua dilakukan atas dasar niat yang tulus untuk membebaskan para tawanan, termasuk di dalamnya ada saudaranya, yaitu Lot.
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, pernahkah kita menerima gratifikasi? Atau pernahkah kita melakukan gratifikasi? Memang sepertinya wajar bila kita menerima tanda kasih dari orang-orang yang pernah kita bantu; atau kita memberikan tanda kasih sebagai ucapan terima kasih atas bantuan yang sudah kita terima. Ada ruang yang samar-samar antara ikhlas dan berharap. Ketika kita ikhlas memberi bantuan kepada orang lain, maka seharusnya kita tidak mengharap imbalan; tetapi yang terjadi bahwa banyak orang mau membantu jika ada imbalan yang harus diterimanya.
Saudaraku yang terkasih, sebagai pelayan Tuhan yang terlibat pelayanan di lingkup gereja, apa prinsip yang kita tetapkan? Tulus tanpa imbalan atau mengharap mendapat suatu keuntungan? Tidak sedikit para hamba Tuhan, aktifis gereja yang tersandung masalah akibat menginginkan keuntungan lebih dari apa yang seharusnya mereka terima.
Hari ini kita diingatkan agar selalu melakukan prinsip seperti Abram, tidak akan mengambil sesuatu yang bukan haknya dari orang lain. Tidak menerima gratifikasi. Tuhan memberkati.
Doa:
Bapa kami yang di surga, terkadang kami tergiur atas niatan untuk menerima lebih dari hak kami, kami ingin cepat kaya, kami ingin memiliki segalanya tetapi dengan cara yang tidak berkenan kepada Tuhan. Ampuni kami ya Tuhan dan berikanlah kami hati yang mampu menguasai nafsu dunia kami. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Egnatius Sugeng).