Bacaan: Yesaya 40 : 1 – 11, Masmur 72 : 1 -7, 18 – 19, Yohanes 1: 19 – 18.
‘’Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama” (Yes 40:3-5).
Renungan:
Saudara-saudara terkasih, bacaan Yesaya 40:1-11 dan Mazmur 72:1-7, 18-19 membawa kita pada permenungan tentang kemendesakan untuk melakukan persiapan dan adanya pengharapan yang besar.
“Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita! Setiap lembah harus ditutup, dan setiap gunung dan bukit diratakan; tanah yang berbukit-bukit harus menjadi tanah yang rata, dan tanah yang berlekuk-lekuk menjadi dataran; maka kemuliaan TUHAN akan dinyatakan dan seluruh umat manusia akan melihatnya bersama-sama” (Yes 40:3-5).
Seruan ini menggambarkan janji bahwa Allah akan datang dengan kekuatan. KedatangannNya adalah sesuatu yang pasti, harus disiapkan dan segera. Tuhan datang dengan kemuliaanNya. Kemuliaan itu akan dinyatakan kepada semua manusia, tanpa terkecuali. Doa Pemazmur menguatkan seruan Yesaya, yakni tentang harapan akan datangnya seorang raja yang adil, seorang raja yang akan membawa kebenaran, kedamaian, dan pembebasan bagi orang miskin.
Jelas bagi kita, kedua bacaan ini meyakinkan kita bahwa pemerintahan Tuhan adalah pemerintahan yang penuh kasih, adil, dan akan membawa kelegaan yang sejati ke dalam hidup kita. Tuhan berjanji untuk datang dan memulihkan kita.
Dalam injil Yohanes 1:19-28, Yohanes Pembaptis melakukan apa yang dinubuatkan Yesaya. Yohanes adalah suara yang berseru-seru di padang gurun, “Luruskanlah jalan Tuhan!”. Dia adalah seorang hamba yang berfokus pada mempersiapkan hati orang untuk menyambut Raja yang sejati.
Saudara-saudari terkasih, renungan ini adalah tentang pentingnya persiapan dan penantian yang penuh harapan. Yesaya menjanjikan kedatangan Tuhan yang membawa penghiburan dan keadilan. Mazmur menegaskan sifat adil dari Raja yang akan datang. Yohanes Pembaptis menunjukkan bagaimana kita harus merespons penantian itu: dengan kerendahan hati dan tindakan. Hidup rohani kita seharusnya menjadi cerminan dari peran Yohanes: mempersiapkan jalan Tuhan dalam hati kita dan dunia.
Bagaimana kita meluruskan jalan Tuhan? Dengan memperbaiki hidup kita, menanggalkan kebiasaan buruk, dan membawa keadilan serta kasih kepada orang-orang di sekitar kita. Fokus kita seharusnya tidak pada diri sendiri, tetapi pada menunjuk kepada Kristus melalui perkataan dan perbuatan kita. Jadilah “suara” yang membawa penghiburan dan kebenaran, sambil dengan rendah hati menantikan pemenuhan janji Tuhan.
Baiklah juga kita meneladan kerendahan hati Yohanes. Yohanes tidak mencari kemuliaan bagi dirinya sendiri; ia dengan rendah hati mengakui bahwa ia bahkan tidak layak untuk membuka tali kasut Dia yang akan datang setelahnya. Kehadirannya adalah tentang menunjuk kepada Orang Lain, yaitu Kristus. Semoga hidup kita juga adalah tentang menunjuk pada Yesus, junjungan kita. AMIN.
Doa:
Allah Bapa Yang Maha Kasih yang kami sambut kedatangan Nya di Natal ini didalam pribadi Yesus Kristu Sang Firman yang menjadi manusia. Kami mengucap syukur boleh menikmati hari – hari Mu disaat penantian peringatan kedatangan Mu pada saat ini. Kami boleh membaca dan merenungi nubuatan dan penggenapannya. Yang telah disampaikan hambaMu Yesaya dan pemasmur dan diwartakan Yohanes Pembaptis. Luruskan dan ratakan serta bersuaralah didalam hati kami sehingga kami layak menerima kadatangan Mu di dalam hati dan perilaku kehidupan kami. Didalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Marinah Sudiro – Karanganom).
