Bacaan: Kisah Para Rasul 13:16–25.
Allah umat Israel ini telah memilih nenek moyang kita dan membuat umat itu menjadi besar, ketika mereka tinggal di Mesir sebagai orang asing. Dengan tangan-Nya yang luhur Ia telah memimpin mereka keluar dari negeri itu.(Kisah Para Rasul 13:17).
Renungan:
Ketika Paulus berdiri di sinagoga dan mulai berbicara dalam Kisah Para Rasul 13:16–25, ia tidak sedang memberi ceramah sejarah. Ia sedang membuka “peta besar” karya Allah, peta yang menunjukkan bahwa sejak awal, Allah selalu memimpin, memilih, memulihkan, dan menepati janji-Nya. Dari pembebasan Israel, penetapan hakim-hakim, naiknya Saul menjadi raja, hingga pemilihan Daud, semuanya bergerak menuju satu titik yaitu kehadiran Yesus Kristus sebagai Juruselamat.
Paulus menyoroti Daud dengan cara yang sangat menarik. Daud bukan pilihan manusia—ia bukan yang tertua, bukan yang paling kuat, bukan yang paling menonjol. Tapi Allah berkata, “Aku telah mendapat Daud… seorang yang berkenan di hati-Ku.” Dari seorang anak gembala yang hidup jauh di padang, Allah membawanya ke panggung sejarah untuk menggenapi rencana-Nya. Dan dari keturunan Daud itulah, janji keselamatan diwujudkan melalui Yesus.
Renungan ini mengingatkan kita pada satu kebenaran penting yaitu Allah suka memakai hal-hal yang tidak terlihat untuk menggenapkan sesuatu yang besar. Sering kali kita merasa hidup kita tidak istimewa seperti rutinitas yang sama, kemampuan yang terbatas, masa lalu yang kacau, atau rasa kurang percaya diri. Kita berpikir, “Saya orang biasa, apa yang bisa Tuhan lakukan lewat saya?”
Tetapi Paulus justru menggugah kita, lihatlah bagaimana Allah bekerja! Ia tidak mencari yang paling menonjol, Ia mencari hati yang siap dibentuk. Daud tidak sedang berburu panggung, ia hanya setia menggembalakan domba, namun di sanalah Allah membentuk karakter, kerendahan hati, dan ketaatan yang kemudian dipakai-Nya untuk sesuatu yang jauh lebih besar.
Kisah ini mengajak kita berhenti sejenak dan melihat hidup dari perspektif yang lebih tinggi: tangan Allah bekerja jauh lebih luas dan lebih dalam daripada yang kita sadari. Dan bagian kita bukanlah mengerti seluruh rencana-Nya, tetapi memberikan hati yang mau dituntun seperti Daud.
Tuhan yang setia sejak generasi terdahulu adalah Tuhan yang memegang hidup kita hari ini. Bila Ia bisa membawa seorang gembala kecil ke dalam sejarah keselamatan dunia, Ia pun sanggup menjadikan hidup kita bagian dari karya-Nya yang besar. (Rinda Trisnanta – Karanganom).
