Menjaga Diri

Bacaan: Lukas 21:34-22:6.

“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu seperti suatu jerat.” (Lukas 21;34).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Salah prinsip dasar para relawan SAR (Search and Rescue) dalam melakukan upaya pencarian dan pertolongan adalah “menjaga keselamatan diri dulu, baru menolong orang lain”. Mereka akan mengutamakan keselamatan diri mereka dalam melakukan segala usaha untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan atau musibah. Karena sang penolong bisa saja malah menjadi korban kecelakaan atau musibah bila mereka tidak mampu menjaga diri dalam situasi dan kondisi yang penuh risiko bahaya.

Kata “jaga” dan variasinya seperti “berjagalah”, “berjaga-jaga”, juga “jagalah” nampaknya menjadi salah satu kata yang populer dalam Kitab Suci. Yang menarik, “berjaga-jaga” dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia” memiliki 2 makna, yang pertama adalah “tidak tidur semalam suntuk”. Jaman dahulu, jika seorang raja mengawinkan anaknya, maka orang akan berjaga-jaga selama 40 hari. Mereka akan “lek-lekan” menjaga situasi agar aman dari mara bahaya.

Makna kedua, berjaga-jaga berarti sikap dan pikiran yang senantiasa waspada. Orang Jawa sering mengatakan “aja nganti lena ing kaprayitnan”, jangan sampai luput dari sikap bijak. Inilah yang dimaksud agar setiap orang senantiasa bersikap waspada agar tidak tergelincir jatuh karena kehilangan kemampuan mengendalikan diri.

Sadaraku terkasih, bacaan Kitab Suci pagi ini mengingatkan kita semua agar senantiasa menjaga diri. Menjaga diri agar tidak jatuh ke dalam kesalahan, keberdosaan, atau hal-hal yang tidak menjadi perkenan Tuhan. Lantas, bagaimana cara kita berjaga-jaga? Apakah harus juga dengan “lek-lekan” itu?

Yesus menegaskan, kita mesti senantiasa berjaga-jaga sambil berdoa, agar kita beroleh kekuatan supaya luput dari kejatuhan yang bisa saja terjadi dan menimpa diri kita. Tuhan meminta kita melakukan 2 tindakan aktif, yaitu berjaga-jaga sambil berdoa. Berjaga-jaga adalah tindakan aktif yang inisiatifnya datang dari diri kita sendiri untuk mengerahkan pikiran dan hati agar bersikap waspada terhadap segala sesuatu.

Berdoa adalah juga tindakan aktif yang datangnya juga dari diri kita untuk membuka komunikasi dengan Tuhan, membuka diri dan memohon dengan rendah hati agar Tuhanlah yang berkuasa dan memperlengkapi kita dalam sikap dan tindakan kita.

Doa:

Tuhan Allah Bapa Sorgawi, terima kasih atas berkat rahmat-Mu yang senantiasa kami terima dari hari ke hari. Terima kasih karena pagi ini kami diingatkan agar kami senantiasa menjaga diri. Menjaga hati, sikap dan tindakan kami agar tidak terjatuh kehilangan kewaspadaan yang mengancam keselamatan hidup kami. Amin. (Tim Adminweb).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *