Bacaan: Kisah Para Rasul 26:19-32.
Kata Paulus: “Aku mau berdoa kepada Allah, supaya segera atau lama-kelamaan bukan hanya engkau saja, tetapi semua orang lain yang hadir di sini dan yang mendengarkan perkataanku menjadi sama seperti aku, kecuali belenggu-belenggu ini.” (Kisah Para Rasul 26:29).
Renungan:
Rasul Paulus adalah teladan murid Yesus yang penuh kasih dan setia meski kenyataan hidupnya penuh derita. Nats bacaan pagi ini dalam ayat 29 menunjukkan bagaimana Paulus melakukan perbuatan penuh kasih yaitu tetap mendoakan Raja Agripa, Wali Negeri Festus dan orang-orang yang menghadiri pengadilannya untuk menerima berita Injil. Paulus tetap berdoa bagi mereka yang menjadi hakim dan jaksa yang mengadili dirinya. Hal ini bukan bermaksud untuk meringankan atau membebaskan dirinya dari hukuman, namun karena sikap dasar Paulus dalam hidupnya untuk setia mengabarkan Injil apapun risiko yang dihadapi.
Bacaan Kitab Suci pagi ini menjadi bagian dari kisah penderitaan Rasul Paulus yang ditangkap dan diadili karena kesetiaannya mengabarkan berita Injil dan ajakan untuk bertobat kepada orang-orang Yahudi di Damsyik, Yerusalem, dan kepada bangsa-bangsa lain. Pecakapan yang terekam dalam perikop ini adalah pada saat Paulus dihadapkan kepada Wali Negeri Festus dan Raja Agripa.
Kita menjadi mengerti bahwa dalam percakapan pengadilan tersebut terdapat perdebatan pokok perkara mengapa Paulus diadili. Yang menarik adalah bahwa dalam perjalanan pengadilan banding, Raja Agripa pun tidak menemukan kesalahan yang ada pada diri Paulus. Bahkan Agripa berkata, “Orang itu tidak melakukan sesuatu yang setimpal dengan hukuman mati atau hukuman penjara.” Kepada Festus Wali Negeri, Agripa lanjut berkata: “Orang itu sebenarnya sudah dapat dibebaskan sekiranya ia tidak naik banding kepada Kaisar.”
Saudaraku terkasih, mengikuti kisah perjalanan hidup Rasul Paulus kita benar-benar merasakan penderitaan yang luar biasa hebat. Bagaimana ia dikejar dan diburu kaum agamawan Yahudi karena pertobatannya menjadi pengikut Yesus. Bagaimana akhirnya ia ditangkap, berusaha dibunuh, namun terselamatkan dan kemudian hidup dalam penjara di bawah pengawasan tentara Romawi untuk proses pengadilannya berjenjang dari Yerusalem sampai ke Kaisar di Roma. Di sisi lain, kita juga melihat dan merasakan keberanian hidup Paulus, berani menghadapi semua risiko karena keyakinannya kepada Yesus Kristus dan karya penginjilan yang dikerjakannya.
Sikap hidup dan perilaku Rasul Paulus yang penuh kasih dan setia menjalani proses kehidupan menjadi teladan bagi kita semua. Bahwa sesulit apapun jalan hidup yang kita alami tidak akan menggoyahkan iman yang tertanam dan cinta kasih yang mesti ditebarkan kepada setiap orang.
Doa:
Terima kasih Tuhan, Engkau telah tunjukkan teladan hidup Rasul Paulus. Agar kami tetap setia dan penuh cinta kasih, meskipun jalan kehidupan yang kami lalui tidak selalu mudah terbebas dari rintangan dan penderitaan. Mohon belas kasihanMu dan mampukanlah kami ya Tuhan. (Tim Adminweb).