Persekutuan Orang Kudus

Bacaan: Yehezkiel 45 : 1-9, Kisah Para Rasul 9 : 32-35.

“Cukuplah itu, hai raja-raja Israel, jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran; hentikanlah kekerasanmu yang mengusir umat-Ku dari tanah miliknya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.” (Yehezkiel 45:9).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Bacaan Yehezkiel 45 : 1-9 ini menekankan pentingnya keadilan, kebenaran, dan penghormatan terhadap hak-hak orang lain. Ini juga merupakan pesan bagi bangsa Israel untuk berbalik kepada Tuhan setelah pembuangan dan untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya. Tanah harus dibagi, dan sebagian harus disisihkan bagi Tuhan sebagai bagian-Nya yang kudus. Bagian ini akan menjadi tempat Bait Suci dan pelayanan untuk Tuhan. Pasal 45:9 menyatakan: “Cukuplah itu, hai raja-raja Israel, jauhkanlah kekerasan dan aniaya, tetapi lakukanlah keadilan dan kebenaran; hentikanlah kekerasanmu yang mengusir umat-Ku dari tanah miliknya, demikianlah firman Tuhan ALLAH.”

Dimensi kehidupan bergereja tidaklah sederhana, karena meliputi tata nilai kebenaran, kekudusan dan penghormatan yang berkeadilan. Dalam kehidupan bergereja, sebagai persekutuan religius bersama orang-orang yang beriman kepada Tuhan Yesus semestinya tidak ada lagi yang teraniaya atau terluka karena adanya kekerasan baik verbal maupun non verbal serta perlakuan tidak adil lainnya, tetapi yang ada rasa saling menghormati, rasa saling menghargai, rasa saling mengasihi dan mengampuni dengan tulus antara satu dengan yang lainnya.

Selain hal di atas, ada yang lebih utama yaitu bagaimana gereja dapat menyisihkan bagi Tuhan sebagai bagian-Nya yang kudus. Gereja semestinya mampu menyajikan bentuk-bentuk pujian, persembahan dan peribadatan yang lebih sungguh untuk menyenangkan hati Tuhan. Untuk kemuliaan Tuhan Yang Maha Kudus tidak semestinya hanya sekedar rutinitas dan seadanya, tetapi harus terkelola dengan baik dan benar, dikembangkan sesuai konteks waktu yang terus berubah sebagai perwujudan kasih dan hormat kepada-Nya. Hal ini meliputi sarana dan prasarana, penataan kegiatan peribadatan, serta kehidupan bersama warga gereja yang secara kolektif yang mampu memancarkan cinta kasih Tuhan.

Kita harus yakin, bahwa kala kita mampu menjaga gereja sebagai persekutuan orang kudus, dengan setia memuliakan Dia Yang Maha Kudus, maka mujizat-mujizat Tuhan yang dahsyat seperti mujizat melalui Petrus yang dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 9 : 32-35 itu masih terjadi saat ini dan dalam segala zaman, sehingga semakin banyak orang terselamatkan dan hidup bersama dalam damai dan sejahtera yang abadi.

Doa:

Tuhan Yang Maha Baik, ampuni dasaku karena aku sering menuruti keinginan-keinginan mata dan daging serta mengedepankan hal yang duniawi. Mampukan aku untuk lebih sungguh menjaga kekudusan gerejaMu, sehingga aku layak berpengharapan pada mujizat-mujizatMu dalam kehidupanku yang lemah ini. Amin. (Hargo Warsono – Ngringin).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *