Tetaplah Setia

Bacaan: Ester 5:1-14, 1 Yohanes 2 : 18-25.

“….. Dan kamu, apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu harus tetap tinggal di dalam kamu. Jika apa yang telah kamu dengar dari mulanya itu tetap tinggal di dalam kamu, maka kamu akan tetap tinggal di dalam Anak dan di dalam Bapa. Dan inilah janji yang telah dijanjikan-Nya sendiri kepada kita, yaitu hidup yang kekal.” (1 Yoh. 2 :24-25).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Hidup ini harus jadi berkat. Hidup ini harus selalu merasakan damai sejahtera. Hidup ini harus berpengharapan, hingga pada akhirnya meraih hidup kekal bersama-NYA di surga yang baka.

Saya meyakini, hal ini tentunya menjadi mimpi setiap orang. Betapa ironisnya apabila semua ini tidak disadari bahkan sengaja dilupakan. Ibarat orang bepergian tanpa tujuan pasti, maka sia-sialah semua yang dilakukannya.

Saudara-saudaraku yang terkasih, hidup ini adalah perjuangan. Ada yang berpendapat, dunia ini panggung sandiwara, dan kita berperan di dalamnya. Ada banyak orang berjuang mencari kebahagiaan hidup dengan cara mengejar kemegahan diri. Ada yang sengaja menginjak, mencederai, bahkan membunuh sesamanya. Ada yang dengan cara apapun akan dilakukan dengan tidak mengingat lagi baik-buruknya apalagi seturut kehendak Tuhan.

Masuk ke dalam kehidupan modern yang ditandai pesatnya kemajuan teknologi serta terdegradasinya nilai-nilai kemanusiaan,  jika tidak dikelola dengan bijaksana dapat menjadi tantangan bagi kehidupan kita. Kecerdasan buatan (AI) bisa memporakporandakan peradaban serta menggoyang iman kita. Kemegahan, kekayaan, jabatan bahkan ketidakberdayaan seseorang bisa membuat gelap mata. Itu bisa menyilaukan pandangan kita, sehingga tak bisa lagi melihat betapa indahnya Cinta Kasih Tuhan.

Bacaan pagi ini melalui kitab Ester menunjukkan, Haman seorang kepercayaan raja Ahasyweros seorang ternyata tokoh antagonis. Ia berkarakter bengis, gila hormat, ia berniat jahat  untuk menyulakan* Mordekai saudara sepupu Ester, karena Mordekai tidak mau bersujud kepada Haman, tetapi memilih setia kepada Allah.

Akhirnya, karena kesaksian Ester, seorang perempuan yang berani bersaksi untuk kebenaran di depan raja Ahasyweros, justru Haman yang terbukti bersalah. Terbongkar niat jahat Haman yang ingin membinasakan Mordekai bahkan semua orang Yahudi di tanah pembuangan.

Firman Tuhan pagi ini menjadi pengingat bagi kita agar tetap hidup dalam kesetiaan kepada Tuhan. Biarlah Tuhan tetap tinggal di dalam setiap detik waktu kehidupan kita, sehingga cinta kasihNYA terpancar melalui kehidupan sehari-hari kita, Biarlah damai sejahtera senantiasa kita rasakan dan dirasakan pula oleh sesama kita. Pada akhirnya kita akab beroleh mahkota kehidupan kekal bersama Dia di surga.

Doa:

Tuhan Allah kami, terima kasih Tuhan karena kasih penyertaan-Mu melingkupi kami sepanjang waktu. Ajarkanlah kami untuk tetap setia berlaku sesuai kehendak-Mu. Amin. (HRW, Ngringin)

………

* Catatan: menyulakan: (me- + sula + -kan ; pasif: di-, ku-, kau-, transitif: sulakan, imperatif: -lah). menikam dari pantat sampai ke perut dengan sula (sebagai hukuman): membunuh dengan sula: seorang juru sula telah menyulakan pembunuh keparat itu. (Wikikamus).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *