Tuhan Maha Kasih dan Maha Perkasa

Bacaan: Ayub 1:1, 2:1-10.

Tetapi jawab Ayub kepadanya: “Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?” Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. (Ayub 2:10). 

Bacaan Lainnya

Renungan:

Seorang penginjil sangat senang dengan sebuah lagu sederhana. Lagu tersebut selalu digunakan dalam doa-doa penghiburan dan penguatan iman pada orang sakit, bahkan pada upacara pemakaman atau pangrukti laya.

Ia juga mengajar dan memimpin koor pada anak-anak muda. Ia memimpin doa penyertaan Tuhan bagi para muda-mudi yang akan berangkat pergi jauh untuk menuntut ilmu dan mengadu nasib ke negeri orang. Ia menamakan lagu yang indah tapi sederhana itu judulnya “Penyertaan Tuhan”.

Lagu bernada himne itu merupakan sebuah doa yang berdasarkan pada kebenaran sejati, bahwa Allah yang kekal, yang menciptakan alam semesta, mengendalikan semua unsur, dan dapat melindunginya, seberapapun besarnya masalah yang mesti dihadapi. Angin dan ombak di bawah kendali-Nya.

Nyanyian tersebut antara lain demikian:

Bapa yang kekal kuat untuk menyelamatkan,

yang tanganNya mengikat ombak yang resah,

yang mengendalikan samudera yang luas dan dalam,

sesuai dengan batas yang ditetapkan,

O, dengarkan kami,

ketika kami berdoa kepada-Mu,

bagi mereka yang menghadapi ombak samudera.

Demikianlah, sebagaimana yang dihadapi Ayub dalam bacaan pagi ini, ketika kita terpaksa harus menghadapi terjangan gelombang samudera, jika kita berserah dengan sepenuhnya pada pertolongan Tuhan dan penyertaan-Nya, kita pasti kuat.

Doa:

Tuhan, kami berserah dalam kuasa-Mu dalam mengadapi terjangan gelombang masalah yang menimpa dalam kehidupan kami. Kami memohon rahmat belas kasih-Mu. Amin. (JHM, Ngringin).

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *