Bacaan: 1 Petrus 1:3-9
Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan. (I Pet 1:6).
Renungan:
Rasul Petrus menulis surat pengharapan yang penuh dengan sukacita ini dalam rangka memberikan pandangan yang Ilahi dan abadi tentang kehidupan di bumi bagi orang percaya. Selain itu dimaksudkan juga untuk memberikan bimbingan praktis kepada mereka yang mulai mengalami penderitaan yang berat sebagai orang Kristen di dalam masyarakat yang menindas dan menolak Yesus Kristus.
Rasul Petrus khawatir kalau-kalau orang percaya membangkitkan ketidaksenangan pemerintah. Karena itu, ia menasihati mereka untuk mengikuti teladan Yesus dalam menjalani penderitaan.
Pengharapan mulia ini dapat tetap dimiliki orang percaya, walaupun ia sedang mengalami penderitaan hidup. Mengapa? Karena penderitaan yang dialami orang beriman berguna untuk menguji iman, sehingga iman itu semakin dimurnikan dari waktu ke waktu. Bila ia terbukti teruji, maka ia layak menerima puji-pujian, kemuliaan, dan kehormatan pada waktunya.
Rasul Petrus mengajak jemaat untuk menjadikan penderitaan sebagai batu ujian iman mereka. Ujian hidup yang dimaknai dengan baik sebagai cara untuk mendewasakan iman dan mental seseorang.
Orang beriman diharapkan tidak kehilangan pengharapan akan kehidupan yang baik. Pengharapan itu seperti sauh jiwa yang membuat kita punya keyakinan hati untuk terus berjuang dan tidak menyerah menghadapi segala keburukan yang terjadi atau dialami. Maka dari itu, apabila saat ini Tuhan belum memanggil, berarti kita masih dipercaya untuk menjalankan kehidupan sesuai dengan perintah-Nya.
Walaupun dalam menjalani kehidupan kekristenan terasa berat, banyak pergumulan, kesakitan, kemiskinan, dimusuhi dan dibenci. Namun jika kita sampai saat ini masih tetap hidup dibumi ini, percayalah semua itu hanya karena pemeliharaan dan tuntunan kuasa Yesus Kristus.
Artinya, Yesus Kristus tidak pernah meninggalkan kita. Karena itu, tetaplah taat beriman dan berpengharapan sampai nanti waktunya Tuhan menyatakan janji-Nya. Bahwa setiap kita memperoleh sukacita damai sejahtera.
Doa:
Tuhan yang maha kasih, kami sering memberontak dan mengelak ketika penderitaan dan hal-hal buruk terjadi pada diri kami. Kami mohon ampunan-Mu ya Tuhan. Ajarilah kami untuk mampu memahami cinta kasih-Mu dari hal-hal buruk dan derita yang kami alami. Amin. (RDA, Kulwo).