Bacaan: Maleakhi 3:13-18
Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman TUHAN semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seseorang menyayangi anaknya yang melayani dia. (Mal 3:17).
Renungan:
Saudara, pernahkah kita merasa bahwa hidup kita yang setia kepada Tuhan tampak tidak membawa hasil? Kita beribadah, berbuat baik, dan menjaga ketaatan, namun masalah tetap datang, sementara orang lain, yang kelihatannya hidup tanpa takut Tuhan, nampak lebih makmur. Pertanyaan yang sering muncul adalah, “Apakah Tuhan memperhatikan kita?” Namun di sisi lain, kita perlu merenungkan motivasi kita dalam mengikuti Tuhan. Apakah kita mengikut Tuhan hanya untuk mendapatkan berkat-Nya semata, atau karena kita mengasihi-Nya?
Dalam Maleakhi 3:13-18, bangsa Israel mengeluh bahwa melayani Tuhan tidak membawa hasil, bahkan orang fasik tampak lebih berhasil (ayat 13-15). Tetapi Tuhan menanggapi dengan tegas, menyatakan bahwa mereka yang tetap takut kepada-Nya dicatat dalam “kitab peringatan” (ayat 16). Tuhan memandang mereka sebagai “milik kesayangan-Nya” yang akan dipelihara (ayat 17). Janji Tuhan adalah bahwa pada akhirnya perbedaan antara orang benar dan orang fasik akan terlihat jelas (ayat 18), dan kesetiaan kita tidak akan sia-sia.
Firman ini mengajar kita, bahwa Tuhan menghargai setiap tindakan setia kita. Pada saat yang sama, kita juga diajak untuk memeriksa hati kita. Mengikut Tuhan bukanlah tentang memperoleh berkat duniawi, sekalipun itu penting dan kita butuhkan. Lebih penting dalam mengikut Tuhan adalah apakah sungguh kita mencintai-Nya sama seperti Ia lebih dulu mencintai kita? Kesetiaan kita kepada Tuhan haruslah didorong oleh kasih kita kepada-Nya, bukan oleh harapan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Kesetiaan yang tulus adalah bukti iman sejati yang Tuhan hargai.
Oleh karena itu, mari kita terus belajar untuk setia dalam iman, bukan untuk mencari berkat, tetapi untuk mengasihi Tuhan dengan sepenuh hati. Jangan membandingkan hidup kita dengan orang lain, tetapi fokuslah pada hubungan kita dengan Tuhan. Percayalah, Tuhan melihat dan menghargai setiap langkah kita. Ia setia memelihara kita dengan berbagai macam kebaikan, entah yang kita sadari maupun yang mungkin luput dalam kesadaran kita. Pada waktu-Nya, Tuhan akan menyatakan keadilan-Nya. Tuhan tidak pernah lupa pada umat-Nya yang setia. Amin.
Doa:
Ampuni kami yang kadang terjatuh dalam pamrih mengikut-Mu ya Tuhan. Padahal setia-Mu pada kami tak pernah ada putus-putusnya. Sekarang, kami mau untuk semakin belajar setia kepada-Mu, sebab sesungguhnya tak ada kesetiaan pada Tuhan yang akan berakhir sia-sia. Tolong kami dan mampukan kami, ya Tuhan.. Di dalam nama Tuhan Yesus, kami berdoa. Amin. (DBM – Kulwo).