Kepentingan Injil Kristus atau Diri Sendiri?

Bacaan: Filipi 2:19-14.

Karena tak ada seorang padaku, yang sehati dan sepikir dengan dia dan yang begitu bersungguh-sungguh memperhatikan kepentinganmu; sebab semuanya mencari kepentingannya sendiri, bukan kepentingan Kristus Yesus. (Filipi 2: 21-22).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Nampaknya hal yang populer dan seolah menjadi hal yang istimewa bahwa setiap pekerjaan yang dilakukan dalam lingkungan perkumpulan jemaat kristen adalah apa yang disebut sebagai “pelayanan”. Kita sering mendengar ucapan dengan ungkapan kata “pelayanan” atau “melayani”, seperti ungkapan-ungkapan berikut: “Selamat melayani Tuhan ya! Selamat bergabung dalam pelayanan gereja dengan menjadi majelis jemaat. Selamat menjadi pengurus Komisi, Anda telah benar-benar telah terpanggil ikut dalam pelayanan. Sugeng lelados nggih Bapak Ibu!”. Masih ada banyak ungkapan dan kalimat sejenis untuk menggambarkan contoh-contoh lainnya.

Apakah keliru dan menjadi masalah saat kita mempergunakan kata “pelayanan” atau “melayani” tersebut? Tidak juga. Lantas apa perlunya hal tersebut diungkit di sini? Memangnya kenapa?

Kata “pelayanan” sebagai kata benda, atau “melayani” sebagai kata kerja, dan “pelayan” sebagai kata dasar sebenarnya baik-baik saja. Ia Kata-kata tersebut bersifat netral, tidak berkonotasi baik ataupun buruk.

Yang menjadi masalah adalah ketika digunakan ungkapan indah dengan kata-kata “pelayanan”, “melayani”, ataupun “pelayanan”, namun apa yang dikerjakan dan apa yang diperankan ternyata jauh dari makna yang tersirat dari kata-kata tersebut. Ini bisa disebut jauh panggang dari api. Makna indah dan mendalam dari kata “pelayanan”, “melayani” dan juga “pelayan” menjadi berkonotasi tidak netral lagi, dan lebih cenderung menjadi tidak baik.

Saudaraku terkasih, bacaan Kitab Suci pagi ini adalah pengantar surat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. Tulisan pengantar yang boleh kita sebut sebagai “curhat” dari Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi yang pernah dia bentuk menjadi jemaat mula-mula dan dia rindukan untuk dikunjungi kembali. Topik curahan hati Rasul Paulus ini masih tetap relevan bagi kita sebagai jemaat Kristus pada jaman ini.

Rasul Paulus menekankan pentingnya motivasi yang benar dari setiap orang dalam melaksanakan segala pekerjaan. Ya, segala pekerjaan yang dilakukan, entah dalam pekerjaan rutin sehari-hari untuk mendapatkan nafkah hidup, pekerjaan yang diembankan kepada kita entah dari pemerintah maupun lembaga atau perusahaan yang mempekerjakan kita, pekerjaan yang diciptakan sendiri sebagai pelaku wirausaha, dan sebagainya. Termasuk pekerjaan selaku perkumpulan jemaat Kristus atau yang sering disebut sebagai persekutuan jemaat atau gereja.

Rasul Paulus mengingatkan bahwa motivasi yang benar dalam setiap pekerjaan adalah untuk kepentingan Kristus Yesus, bukan untuk kepentingan diri sendiri (Fil 2:21). Apa yang disampaikan oleh Rasul Paulus ini bukan didasarkan pada hal yang teoritis, tetapi didasarkan pada pengalaman hidup yang dijalaninya. Ia menghadapi sendiri kenyataan bagaimana bekerja untuk pewartaan Injil dengan orang-orang di sekitarnya yang ternyata malah bekerja untuk kepentingannya sendiri.

Paulus menuliskan pengalaman mendapati orang-orang yang ternyata memiliki kepentingan diri sendiri dan bukan untuk kepentingan Kristus Yesus ini bukan untuk mempermalukan orang-orang di sekitar Rasul Paulus berada dan berkarya mewartakan Injil Kristus. Untuk mempertegas, Rasul Paulus sampai menuliskan nama anak didiknya yang bernama Timotius sebagai teladan murid yang memiliki motivasi yang benar dan tidak mementingkan diri dalam pekerjaan pekabaran Injil.

Apa yang dituliskan Rasul Paulus ini menjadi pengingat bagi siapa saja yang turut ambil bagian pekerjaan dalam pewartaan Injil untuk menakar ulang apa yang menjadi motivasi dan kepentingannya. Apakah untuk kepentingan diri sendiri atau untuk kepentingan Kristus Yesus?

Saudaraku terkasih, mari kita semua meneliti ulang diri kita masing-masing, apakah yang menjadi motivasi dan dan tujuan kita turut ambil bagian dalam setiap pekerjaan kita masing-masing, termasuk apa yang menjadi motivasi dan tujuan kita ambil bagian dalam pewartaan Injil Kristus Yesus dalam bidang kita masing-masing.

Doa:

Tuhan Allah Bapa Sorgawi, terima kasih pada hari ini Engkau telah ingatkan kami untuk kembali menakar ulang apa yang menjadi motivasi dan kepentingan kami dalam setiap pekerjaan kami dan dalam kami ambil bagian dalam pewartaan Injil Tuhan. Mampukan Tuhan agar kami seturut dengan kehendak-Mu dan melawan godaan mementingkan diri kami sendiri dalam setiap langkah kehidupan. Amin. (Tim Adminweb).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *