Bacaan: Yohanes 10:32-41.
“Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” (Yohanes 10:37-38).
Renungan:
Ada seseorang yang menceritakan tentang perbuatan baik yang pernah dia dilakukan untuk teman-temannya dalam sebuah komunitas. Dia berusaha untuk melayani sebaik mungkin, namun beberapa di antara temannya memberikan penilaian yang tidak baik. Atas penilaian yang tidak baik ini memunculkan sebuah pertanyaan dalam dirinya.
Mengapa aku tetap salah di mata teman-temanku? Perbuatan baik mana lagi yang perlu aku perlihatkan supaya aku dinilai sebagai orang baik? Pertanyaan-pertanyaan ini selalu menghantui dirinya, dan membuatnya menjadi lebih hati-hati dalam mengambil tindakan. Ternyata perbuatan baik yang telah dia lakukan belum tentu dianggap baik oleh orang lain. Orang lain menilai sesuai cara pandang mereka masing-masing, dan ha; seperti ini merupakan cara mudah untuk menjatuhkan sesama.
Pengalaman yang dialami oleh seseorang tadi menghantar kita untuk memahami kisah perjalanan hidup Yesus yang tertulis dalam bacaan Injil Yohanes pagi ini. Yesus melakukan perjalanan sembari berbuat baik kepada siapapun yang Dia temui, namun belum tentu dianggap baik oleh mereka yang tidak menyukai diri-Nya. Kehadiran-Nya ternyata membuat tidak nyaman banyak orang, terutama mereka yang merasa posisinya mapan dan memiliki kedudukan sosial yang istimewa di tengah masyarakat. Pengajaran yang dilakukan Yesus sebagai cara untuk membumikan Kerajaan Allah dianggap mereka sebagai bentuk penghujatan pada Allah.
Kabar sukacita dan kebaikan yang dilakukan Yesus tidak membuat mereka membuka mata hati, padahal mereka adalah para kaum yang menjadi penjaga nilai-nilai kerohanian. Hati mereka tetap tertutup untuk menerima dan memahami apa yang Yesus ajarkan, dan bahkan mereka berusaha untuk bagaimana menghabisi nyawa Yesus.
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
Dari kisah yang dialami Yesus dalam bacaan pagi ini, kita diingatkan bahwa Yesus berpesan pada kita untuk terus melakukan pekerjaan-pekerjaan baik yang berasal dari Bapa. Dan Yesus sudah memperlihatkan pada dunia akan pekerjaan-pekerjaan baik yang telah Dia laksanakan.
Percobaan pembunuhan yang dialami Yesus dengan cara melempari batu tersebut menyadarkan kita semua, bahwa tidak mudah untuk menjadi seorang juru selamat, seorang yang baik, dan seorang yang terus berusaha berbuat baik. Tugas seorang penyelamat adalah memperkenalkan perbuatan baik dan sekaligus melakukan kebaikan itu sendiri untuk orang lain
Mari terus berusaha untuk berbuat baik. Mari tidak bosan untuk berbuat baik, meskipun terkadang masih diremehkan, tidak disukai, bahkan dimusuhi sekalipun.
Doa:
Tuhan Allah Bapa kami, terima kasih atas firman-Mu pada pagi ini. Tuhan, tuntunlah kami agar setia kepada perintah-perintah-Mu, mampukan kami untuk terus dapat berbuat baik kepada siapapun karena kami telah menerima anugerah kebaikan dalam kehidupan kami. Amin. (Tim Adminweb).