Bacaan : Yesaya 7:1-9, Matius 20:29-34, dan Lukas 17:5-10.
“Jikalau kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja, kamu dapat berkata kepada pohon ini: Terbantunlah engkau dan tertanamlah di dalam laut, dan ia akan taat kepadamu”. (Lukas 17:6).
Renungan:
Di suatu sore yang cerah di sebuah desa diadakan acara doa bersama yang mengundang seluruh warga untuk minta hujan karena kemarau yang panjang. Semua penduduk desa itu berbondong-bondong ke lapangan untuk melakukan doa bersama dan mereka membawa segala bekal perlengkapan tikar, makanan, minuman, dan sound system untuk menunjang prosesi doa.
Hanya satu anak kecil yang terlihat membawa payung dan itu membuat warga lain heran dan bertanya kenapa kamu bawa payung? Jawab anak itu sungguh luar biasa : aku yakin setelah doa bersama Tuhan akan menurunkan hujan. Itulah yang dinamakan IMAN.
Dalam 3 perikop Alkitab tadi secara garis besar membahas tentang iman. Iman secara etimologi berasal dari bahasa Arab yang berkaitan dengan kata “amana” atau “amn” yang berarti aman atau damai. Ini menunjukkan bahwa iman mengandung arti mempercayai dengan sepenuh hati dan juga memberikan rasa aman, serta ketenangan batin bagi yang meyakininya
Kata iman (faith) dalam konteks bahasa Inggris adalah uncountable noun (kata benda yang tidak terhitung) karena merujuk pada konsep abstrak atau kualitas yang tidak bisa dihitung secara individual menggunakan angka. Iman sesuatu yang abstrak karena bukan benda fisik yang bisa dihitung, sama halnya seperti cinta, pengetahuan, dan juga air, dan udara. Iman sangat penting dalam segala aktivitas kita dan membuat seseorang percaya di luar nalar dan akal sehat manusia.
Iman jika dikaitkan dengan spiritualitas adalah bahwa spiritualitas adalah ekspresi atau pengamalan iman tersebut dalam hidup sehari-hari melalui praktek, nilai, dan tujuan hidup. Spiritualitas dapat dipandang sebagai produk atau cara hidup yang memungkinkan seseorang untuk mengamalkan imannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Jadi iman itu sifatnya dinamis (bertumbuh) seperti benih biji sesawi, dapat terus diperbaharui dalam proses menuju kesejatian hidup. Iman memberikan landasan bagi spiritualitas dan spiritualitas memperkuat serta menghidupkan iman dalam kehidupan yang nyata. Dengan iman dan spiritualitas yang baik, seseorang dapat membentuk karakter yang lebih beretika dan memiliki pandangan hidup yang positip dan penuh harapan.
Lalu bagaimana hubungan iman dan doa? Iman menjadi landasan dan kekuatan untuk berdoa, sementara doa adalah ekspresi dan tindakan dari iman tersebut. Iman membuat seseorang yakin akan keberadaan Tuhan dan janji-Nya untuk menjawab doa sedangkan doa tanpa iman seperti mobil tanpa bahan bakar.
Demikian, selamat menghayati kehadiran Tuhan dengan penuh totalitas dalam kehidupan sehari-hari kita…karena pada dasarnya ….kita ada untuk menjadi penyembah Tuhan.
Doa:
Tuhan kami mohon engkau tumbuhkan iman kami, supaya kami bisa berbuah dan berguna untuk sesama kami. Mampukan kami untuk menghilangkan keraguan diri karena kami percaya dengan totalitas akan penyertaanMu sepanjang waktu Amin. (Andriyani Widyaningtyas – Kulwo).