Gembala yang Palsu

Bacaan: Zakharia 11:1-17; I Petrus 1:3-9

Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, yang karena rahmat-Nya yang besar telah melahirkan kita kembali oleh kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati, kepada suatu hidup yang penuh pengharapan, …” (1 Petrus: 3).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Bapak/Ibu/Saudara terkasih dalam Tuhan, di era digital informasi seperti saat ini, informasi begitu cepat tersebar. Baik melalui siaran berita maupun media sosial populer yang banyak digunakan oleh semua golongan. Namun tidak semua informasi yang beredar bisa kita percaya kebenarannya. Hal ini diperparah dengan berkembang pesatnya teknologi AI yang dapat membuat foto bahkan video sesuai keinginan pembuatnya dengan menggunakan foto dan suara orang lain. Seringkali kita terburu-buru mempercayai, suatu berita viral yang menghebohkan dengan judul yang sensasional dan provokatif.

Banyak sudah kejadian yang menjadi bukti bahwa masyarakat masih rendah dalam literasi digital contohnya kejadian viral penyerobotan tanah yang dilakukan oleh orang pendatang dengan menuduh seseorang telah menutup jalan untuk lahan pribadinya. Masyarakat sontak mengecam dan menghujat orang tersebut, namun seiring berjalannya waktu kita disajikan fakta yang sebaliknya, justru pembuat video tersebutlah yang berusaha menguasai lahan tersebut.

Keadaan seperti ini sangat berbahaya, masyarakat akan sangat mudah digiring sesuai keinginan pembuat video. Hal ini menggambarkan bagaimana inersia kritis masyarakat masih rendah. Tidak hanya informasi bahkan keimanan akan sangat mudah untuk dibelokkan. Jika kita hati-hati memilah dan memilih informasi kita akan mudah disesatkan. Banyak informasi bertebaran yang mempertanyakan keaslian Al-Kitab bahkan memperdebatkan isi dengan logika atau ajaran agama mereka tidak sedikit saudara kita menjadi rapuh bahkan meninggalkan Kristus.

Kondisi ini mirip seperti dalam Zakharia 11:1-17, di mana kondisi saat itu bangsa Israel menjadi bebal dan jauh dari Tuhan karena pemimpin mereka yang rusak, bangsa Israel bahkan menolak ajaran Tuhan dan lebih memilih untuk mengikuti apa perintah raja. Tuhan mengutus Zakharia untuk menjadi gembala palsu agar menjadi gambaran bagi bangsa Israel akan rencana Tuhan mendatang.

Dalam Zakharia 11:4, Tuhan memerintahkan Zakharia untuk menjadi contoh dari gembala yang jahat, yang akan Tuhan bangkitkan untuk memerintah Israel. Zakharia akan menggembalakan domba-domba sembelihan. Domba-domba ini dibimbing bukan untuk mendapatkan rumput yang hijau atau air yang tenang, tetapi untuk dibantai dan diambil dagingnya. Gembala jahat akan mengambil keuntungan dengan menjual domba yang digembalakannya.

Tuhan membiarkan gembala-gembala jahat memerintah umat-Nya. Ayat 9 mengatakan bahwa Zakharia bahkan membiarkan domba-dombanya mati. Dia tidak peduli kalau mereka akan mati, sakit, sekarat, atau mengalami apa pun. Ayat 10 mengatakan Zakharia mematahkan tongkatnya untuk membatalkan perjanjiannya dengan para gembala (melambangkan perjanjian Tuhan dengan umat-Nya yang rusak dan hancur karena pelanggaran umat Tuhan).

Ternyata semua tindakan Zakharia adalah firman Tuhan bagi Israel. Ayat 11 mengatakan bahwa para gembala tahu, bahwa Tuhan sedang berfirman melalui tingkah laku dan perkataan Zakharia. Tongkat “kemurahan” dan “ikatan” dihancurkan oleh Zakharia sebagai pesan bahwa anugerah Tuhan bagi Israel tidak akan diberikan dan perdamaian antara Yehuda dan Israel tidak akan terjadi. Tuhan bahkan menekankan bahwa gembala yang bodoh dan jahat akan menggembalakan Israel, karena Tuhan memang menyerahkan Israel kepada gembala-gembala itu.

Saat ini gembala palsu tidak hanya mengacu pada raja-raja yang jahat atau pemuka agama palsu, siapa saja bisa menjadi gembala palsu dengan menyebarkan berita palsu atau kebencian. Setiap orang percaya adalah gembala dan akan selalu ada domba-domba yang Tuhan percayakan, mungkin domba itu berupa keluarga kita, bawahan di kantor atau di pekerjaan, di komunitas dan lain sebagainya. Mereka harus digembalakan dengan baik, gembala yang baik adalah orang yang mau melayani sesamanya dengan menjadikan Tuhan sebagai tuntunan.

Meski Tuhan telah murka akan perilaku bangsa Israel, Tuhan tetap mengasihi dengan memberikan keselamatan dan pengampunan. Sebagai orang percaya kita telah ditebus dan dilahirkan menjadi baru seperti yang terdapat dalam 1 Petrus ayat 3. Oleh karena itu kita harus memelihara hidup kita dalam ketaatan dan kekudusan, salah satunya dengan bijak bermedia sosial dan membagikan informasi digital agar kita tidak menyebarkan berita palsu yang menyesatkan sehingga dapat berdampak pada kehancuran.

Marilah bersama-sama kita memelihara iman kita di tengah pesatnya informasi digital, saling mengingatkan agar kita terhindar dari cela. Dengan memelihara iman kita memiliki pengharapan, pengharapan inilah yang menjadi alasan kita untuk bertahan di tengah penderitaan dan menantikan keselamatan dari Tuhan. Seperti dalam 1 Petrus ayat 5 mengatakan yaitu ”kamu, yang dipelihara dalam kekuatan Allah karena imanmu sementara kamu menantikan keselamatan yang telah tersedia untuk dinyatakan pada zaman akhir”. Tuhan bukan hanya memberikan keselamatan itu secara cuma-cuma, tetapi juga memastikan agar tidak akan ada yang pernah dapat merebutnya dari kita, apapun itu, sebab karena kita dipelihara oleh kekuatan Allah.

Doa:

Tuhan, ajarlah kami agar menjadi domba-domba yang taat akan ajaran-MU. Mampukan kami agar menjadi gembala yang baik untuk diri kami, keluarga kami dan sesama kami. Biarlah Tuhan mengangkat lebih banyak lagi orang-orang yang meneladani Kristus, baik bagi gereja-gereja Tuhan maupun bagi bangsa kami. Amin. (Henry Prabowo, Wonocatur).

 

 

Pos terkait