Harta Paling Berharga

Bacaan: Keluaran 18:1-12.

Lalu kata Yitro: “Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun. (Keluaran 18:10).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Sering kita dengar kalimat indah berikut: “Keluarga adalah harta paling berharga. Karena keluarga selalu ada untuk kita apapun yang terjadi.” Ya, memang demikianlah adanya. Keluarga entah itu istri, suami, anak-anak, orang tua maupun mertua adalah orang-orang yang paling dekat keberadaannya baik dalam canda-tawa suka maupun cucuran air mata duka yang sedang dihadapi.

Bacaan Kitab Suci pagi ini juga menceritakan tentang hal itu. Bagaimana Yitro, mertua Musa bersama anaknya Zipora, dan cucunya Gersom dan Eliezer mengunjungi Musa di padang gurun. Kita bisa membayangkan ini menjadi peristiwa yang mengharukan sekaligus membahagiakan. Bagaimana tidak, ketika Musa sedang dalam perjalanan di padang gurun bersama bangsa Israel ditengok atau dikunjungi oleh mertuanya bersama istri dan kedua anaknya.

Bagi Musa, berkumpulnya keluarga di tengah-tengah perjuangan berat menghadapi pelbagai kesulitan dan tantangan menjadi dukungan yang tak ternilai harganya. Rasa penuh sukacita dan sikap rendah hati Musa terlihat dari tindakannya yang segera menyongsong kedatangan rombongan Yitro, menghampiri, bersujud, memeluk hangat, dan menanyakan kondisi mereka satu per satu. Kita bisa membayangkan suasana haru, pecah tangis bahagia bagaimana seorang suami bisa bertemu kembali dengan istri dan anak-anaknya yang telah begitu lama dititipkan pada sang mertua.

Pertemuan itu tidak sekadar menjadi obat rindu setelah lama tidak bertemu, namun juga menjadi sarana saling mencurahkan isi hati, dan terlebih saling menguatkan satu sama lain. Bagaimana Musa bersaksi tentang penyertaan Allah dalam perjalanan rombongannya keluar  dari tanah Mesir.

Kesaksian Musa itu ditanggapi Yitro dengan ungkapan syukurnya: “Terpujilah TUHAN, yang telah menyelamatkan kamu dari tangan orang Mesir dan dari tangan Firaun.  Sekarang aku tahu, bahwa TUHAN lebih besar dari segala allah; sebab Ia telah menyelamatkan bangsa ini dari tangan orang Mesir, karena memang orang-orang ini telah bertindak angkuh terhadap mereka.” (ayat 10-11). Lalu Yitro mempersembahkan korban bakaran dan beberapa korban sembelihan bagi Allah. Perjumpaan Musa dan keluarga itu kemudian ditutup dengan perjamuan makan bersama-sama dengan Harun dan para tua-tua bangsa Israel.

Saudaraku terkasih, benar memang harta paling berharga adalah keluarga. Dari kisah perjumpaan Musa dengan Yitro, Zipora, Gersom dan Eliezer ini kita dapat belajar untuk senantiasa mengingat, memperhatikan bahwa saling mengerti-memahami isi hati, jujur, dan rendah hati adalah menjadi modal dasar terciptanya anggota keluarga yang saling menopang.

Doa:

Tuhan Allah Bapa surgawi. Terima kasih atas berkat pemberian-Mu melalui keluarga kami. Mampukan Tuhan agar setiap anggota keluarga kami menjadi anak-anak-Mu yang saling mengerti, saling memahami, mau merendahkan hati dan jujur, sehingga setiap kami dapat menjadi anggota keluarga yang saling menopang. Karena kami meyakini bahwa setiap diri kami adalah berharga di hadapan-Mu. Amin. (Tim Adminweb/Joko Yanuwidiasta).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan ke Mia1648 Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar