Bacaan: Kolose 2:6-15.
Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur. (Kol 2:6-7).
Renungan:
“Hidupku bukanlah aku lagi, tapi Yesus dalamku, Hidupku bukanlah aku lagi, tapi Yesus dalamku, Yesus, hidup, Yesus hidup dalamku, Hidupku bukanlah aku lagi, tapi Yesus dalamku”
Saudaraku, petikan lagu “YESUS HIDUP DALAMKU” mungkin masih terngiang bagi sebagian kita. Lagu sekolah minggu dengan lirik sederhana ternyata memiliki makna yang sangat dalam dan luar biasa bahwa saat menjadi milik Kristus, maka kita harus hidup menurut kehendak kita, tetapi hidup seturut kehendak Tuhan. Menjadi milik Kristus tentu bukan sekedar menjalani rutinitas keagamaan, tetapi lebih dari itu setiap sisi kehidupannya mencerminkan kekudusan sebagaimana Allah itu kudus.
Di dalam masa Bulan Keluarga di bulan Oktober yang lalu, kita sering mendengar dan mempercakapkan istilah Imago Dei. Bahwa manusia sebagai ciptaan yang segambar dengan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa manusia sebagai cerminan Allah yang memiliki sifat Allah dalam kehidupan bersama didunia ini. Oleh karena itu seharusnyalah gambaran kehidupan yang penuh dengan ketaatan yang akan kita tunjukkan, bukan hidup yang penuh pelanggaran akan perintah Tuhan.
Sejatinya setiap orang yang menjadi pengikut Kristus harus menyalibkan dan meninggalkan kehidupan yang penuh kegelapan dan dosa dan memiliki hidup sebagai anak-anak terang. Perilaku kehidupannya penuh dengan kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri. Gambaran kehidupan yang seperti ini yang diharapkan dari hidup kita yang dikuasai oleh Roh Kudus.
Dalam kehidupan di dunia yang penuh tantangan dan godaan, bagaimana agar iman kita teguh dan kuat?
Pertama, kita diajarkan untuk berakar dalam Dia dan dibangun di atas Dia. Sebagai pengikut Kristus kita diajarkan agar tidak meninggalkan sumber hidup kita yaitu Tuhan, walau sedetik pun. Berakar, tumbuh tidak sekedar menempel akan membuat kita senantiasa terhubung dengan sumber hidup kita.
Kedua, kita harus menjalin relasi/hubungan dengan Tuhan agar iman kita terpelihara, melalui ibadah, persekutuan, sakramen, pujian dan doa.
Ketiga, hidup dengan penuh rasa syukur. Mensyukuri hidup kita sampai hari ini akan menumbuhkan semangat hidup yang penuh pengharapan. Terlebih lagi harapan akan kehidupan di akhir jaman, bagi kita yang senantiasa teguh memelihara iman di dalam Yesus Kristus.
Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Doa:
Tuhan Allah bapa kami, menghadapi kehidupan didepan kami, kami mohon berkat penyertaan Tuhan, agar iman percaya kami senantiasa kuat. Kami yang telah hidup didalam Kristus dan menjadi milik Tuhan, mampukan kami untuk memelihara iman percaya kami, senantiasa berserah dan bersyukur atas karunia Tuhan yang terbaik dalam kehidupan kami. Dalam nama Tuhan Yesus Kristus, kami berdoa. Amin. (ELM – Gunungsari).