Bacaan: 2 Korintus 5: 6-15.
Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. (2 Kor 5:10).
Renungan:
Dalam perjalanan hidup sehari-hari kita mungkin pernah terjebak dalam kenyataan yang hanya bisa kita lihat dengan mata kita sendiri. Kita cenderung mempercayai apa yang terlihat, apa yang dapat dirasakan secara langsung oleh panca indera kita. Namun, sebagai orang percaya, panggilan hidup kita jauh lebih besar dari sekadar hidup berdasarkan apa yang terlihat di dunia ini. Panggilan kita adalah untuk hidup karena kita percaya, bukan karena kita melihat.
Saudaraku terkasih, dari 2 Korintus 5:6-15 kita diingatkan akan pentingnya hidup dalam iman, bahkan ketika kita belum melihat segala sesuatu dengan jelas. Rasul Paulus menegaskan bahwa sebagai orang percaya, kita hidup dalam pengharapan yang lebih tinggi daripada sekadar apa yang dapat kita saksikan di dunia ini. Ia mengajarkan bahwa kita hidup dengan mata rohani yang memandang ke arah hal-hal yang belum terlihat secara fisik.
Setidaknya ada tiga hal yang dapat kita renungkan dari bacaan kita hari ini dari hidup karena percaya, bukan karena melihat, yaitu:
Pertama: Hidup Menyongsong Perspektif Baru. Sebagai umat yang hidup dalam dunia yang sementara, kita sering merasa terikat pada keterbatasan materi dan realitas fisik. Namun, rasul Paulus menegaskan bahwa kita, sebagai orang percaya, memiliki perspektif yang berbeda. Ketika Paulus berkata bahwa dia “lebih suka meninggalkan tubuh ini dan tinggal bersama-sama dengan Tuhan,” dia bukanlah mencela tubuh atau dunia ini, tetapi dia menunjukkan bahwa hidup sejati kita tidak terbatas oleh batasan fisik.
Kedua: Hidup dalam Pengharapan. Pada hakikatnya, hidup karena kita percaya adalah hidup dalam pengharapan akan janji-janji Allah yang tidak tergoyahkan. Kita yakin bahwa kematian bukanlah akhir segalanya, tetapi awal dari kehidupan yang kekal bersama dengan Tuhan. Pengharapan ini memungkinkan kita untuk melewati berbagai tantangan dan penderitaan dalam hidup ini dengan keberanian dan ketenangan, karena kita tahu bahwa ada kehidupan yang lebih besar menanti kita di hadapan Allah.
Ketiga: Mengubah Perspektif. Melalui iman, Tuhan mengubah cara pandang kita terhadap hidup ini. Hidup yang sebelumnya mungkin dipenuhi dengan kekhawatiran dan ketakutan, kini menjadi terang dan penuh pengharapan. Ketika kita melihat hidup dari perspektif keabadian, setiap hal yang kita alami, baik suka maupun duka, menjadi sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan untuk mempersiapkan diri kita untuk kehidupan yang kekal bersama-Nya.
Pada akhirnya, hidup karena kita percaya bukanlah tindakan tanpa kesadaran, melainkan tindakan keberanian yang didasarkan pada keyakinan yang kokoh dalam janji-janji Allah. Ketika kita hidup dengan percaya, kita membangun fondasi hidup kita bukan pada hal-hal yang sementara, tetapi pada kebenaran yang abadi dari Firman-Nya. Marilah kita hidup setiap hari dengan kesadaran akan kebesaran Tuhan yang melampaui apa pun yang dapat kita saksikan dengan mata kita sendiri, dan dengan keyakinan yang kokoh bahwa hidup kita adalah hidup yang dipersembahkan bagi Allah, baik dalam keterbatasan maupun kelimpahan.
Doa:
Allah Bapa Sorgawi, terima kasih untuk firman-Mu pada hari. Kami semua diingatkan bahwa menjadi murid-Mu sesungguhnya kami telah hidup dalam pengaharapan. Hidup kami adalah menyongsong kerahiman-Mu yang akan kami terima setelah kematian raga kami. Kami sesungguhnya telah Engkau berikan hidup dalam perspektif baru, bahwa hidup kami untuk kemuliaan nama-MU. Amin. (Tim Adminweb).