Bacaan: Lukas 6:20-26.
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. (Lukas 6:20).
Renungan:
Berulang kali kita menemukan kenyataan bahwa kehidupan dari beberapa orang yang menyebut dirinya Kristen, yaitu pengikut Kristus, jauh berbeda dari nilai-nilai yang Kristus ajarkan.
Ucapan bahagia menjelaskan kepada kita apa artinya menjadi pengikut Kristus. Nilai-nilai yang diajarkan oleh Yesus (20-23) kontras dengan nilai-nilai yang ditawarkan oleh dunia ini (24-26a). Ucapan bahagia yang dihidupi oleh orang percaya akan menjadi pembeda antara kerendahhatian sejati dan kesalehan semu.
Ada banyak nabi palsu yang mendapat pujian dari para raja dan rakyat karena mereka memberikan nubuat palsu (26b). Mereka bernubuat tentang kemakmuran dan kemenangan dalam peperangan, sesuai dengan apa yang ingin didengar oleh khalayak. Namun, popularitas mereka bukanlah jaminan kebenaran. Kemampuan mereka untuk menyenangkan para penguasa tidak mendatangkan perkenanan Allah.
Sungguh hal yang mencelakakan jika kita hanya mencari kesenangan duniawi dan bukannya mengejar kebahagiaan di dalam Allah. Apa yang diajarkan Tuhan Yesus harus menjadi nilai-nilai yang kita pegang teguh sehingga kehidupan kita bukan dibangun dari kemunafikan atau kesombongan, melainkan kebenaran dan kerendahhatian.
Hidup kita sebagai pengikut Kristus bukan untuk mendapatkan nama besar dan berbagai kemudahan dalam hidup. Kita tentu tahu ini, tetapi jika kita kurang mawas diri, kita akan menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk menyenangkan manusia daripada
menyenangkan Tuhan.
Sebagai jemaat, terkadang kita terjebak pada keinginan untuk disenangkan oleh para pengkhotbah dengan kisah-kisah yang ingin kita dengar. Sedangkan sebagai hamba Tuhan, terkadang popularitas menjadi godaan yang dapat menjerumuskan kita.
Oleh karena itu, mari kita hidupi nilai-nilai yang Kristus ajarkan. Walaupun kita berada dalam keterbatasan diri dan kesulitan hidup, sungguh hal yang membahagiakan jika kita dapat mengikut Tuhan dan menyatakan firman-Nya dengan setia. (Endang Sudibyo – Karanganom).