Hukuman dari Dosa yang Disembunyikan

Bacaan: Yosua 7:1, 10-26; Ibrani 10:26-31.

“Sebab jika kita sengaja berbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.” (Ibrani 10:26).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Perikop Yosua 7:1; 10-26  ini menceritakan kisah tentang Akhan, seorang Israel yang melanggar perintah Tuhan setelah jatuhnya Yerikho. Tuhan telah memerintahkan agar semua harta rampasan dari kota itu, kecuali perak, emas, dan bejana-bejana dari tembaga serta besi, harus dipersembahkan sebagai barang kudus bagi-Nya. Namun, Akhan mengambil beberapa barang rampasan untuk dirinya sendiri: jubah yang indah dari Babel, dua ratus syikal perak, dan sebatang emas seberat lima puluh syikal.

Karena perbuatan Akhan, murka Tuhan menyala-nyala terhadap seluruh bangsa Israel. Sebagai akibatnya, Israel mengalami kekalahan yang memalukan saat mereka menyerang kota kecil Ai. Yosua, pemimpin bangsa Israel, berdoa kepada Tuhan, dan Tuhan mengungkapkan bahwa ada dosa di antara mereka. Setelah mencari tahu, mereka menemukan bahwa Akhan-lah yang bersalah. Akhan dan seluruh keluarganya dihukum rajam sampai mati di lembah Akhor, dan semua hartanya dibakar. Ini menunjukkan betapa seriusnya dosa di mata Tuhan dan bagaimana dosa satu orang bisa membawa konsekuensi bagi seluruh komunitas.

Bagian dari surat Ibrani 10:26-31 ini memberikan peringatan keras kepada orang-orang percaya yang dengan sengaja terus-menerus berbuat dosa setelah mereka menerima pengetahuan tentang kebenaran. Allah menekankan bahwa bagi mereka yang dengan sengaja menolak Kristus dan kembali kepada cara hidup yang lama, tidak ada lagi kurban penebus dosa yang tersisa, orang seperti itu akan menghadapi “penghakiman yang mengerikan” dan “api yang dahsyat” yang akan menghanguskan musuh-musuh Allah. Hukuman bagi pelanggaran hukum Musa, yang didukung oleh dua atau tiga saksi, adalah kematian tanpa belas kasihan. Hukuman bagi mereka yang “menginjak-injak Anak Allah,” “menganggap najis darah perjanjian,” dan “menghina Roh kasih karunia” jauh lebih parah.

Kisah Akhan di Yosua 7 adalah peringatan keras bagi kita. Satu orang yang menyembunyikan dosa, membawa kekalahan dan malapetaka bagi seluruh umat Israel. Akhan mungkin berpikir barang jarahan yang ia sembunyikan hanya urusan pribadinya, tetapi Tuhan melihat, dan akibatnya fatal.

Ibrani 10 menegaskan prinsip yang sama di zaman Perjanjian Baru: dosa yang dilakukan dengan sengaja setelah kita mengenal kebenaran adalah bentuk penolakan terhadap Allah sendiri. Itu bukan sekadar kelemahan, tapi pemberontakan hati yang menolak kasih karunia-Nya.

Dosa yang kita simpan dan rawat akan menjadi seperti api kecil yang perlahan membakar seluruh rumah. Tuhan menginginkan kita hidup dalam pertobatan, bukan menyembunyikan kesalahan. Dia adalah Allah yang penuh kasih, tetapi juga adil. Menghadapi Dia dalam penghakiman adalah hal yang mengerikan bagi mereka yang menolak kasih karunia-Nya.

Doa :

Tuhan, selidiki hatiku dan bukalah mataku terhadap dosa yang kusimpan. Ajarku untuk jujur di hadapan-Mu. Tuntunlah aku untuk hidup dalam kekudusan dan takut akan Engkau. Amin. (Revnus Gadang Dermawan – Minomartani).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *