Jangan Mundur, Terus Melangkah!

Bacaan: I Samuel 5:1-12; Ibrani 10:32-39.

“Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, melainkan orang-orang yang beriman dan yang beroleh hidup.” (Ibrani 10:39).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Saat kita pertama kali mengenal Tuhan, ada sukacita yang begitu besar. Kita rela melakukan apa saja demi Dia, bahkan menanggung cemoohan atau kerugian sekalipun. Itulah masa di mana kasih mula-mula kita begitu menyala.

Namun, perjalanan iman bukan hanya tentang awal yang penuh api. Waktu akan menguji keteguhan kita. Tekanan hidup, rasa letih, bahkan ketidakpastian masa depan bisa membuat langkah melambat, hati tawar, dan iman melemah.

Ibrani 10:32–39 mengingatkan kita untuk menoleh kembali ke awal perjalanan iman — bukan untuk bernostalgia, tetapi untuk menemukan kembali keberanian yang sama. Tuhan tidak pernah memanggil kita untuk mundur. Ia memanggil kita untuk maju, karena yang menanti di ujung perjalanan adalah janji-Nya yang pasti.

Bertahan dalam iman bukan berarti kita tidak pernah lelah. Itu berarti kita terus melangkah walau langkah kecil sekalipun, percaya bahwa setiap tetes air mata dan setiap perjuangan tidak akan sia-sia. Sebab janji Tuhan adalah kehidupan yang kekal bagi mereka yang tetap setia.

Maka dari itu, tiga hal penting yang perlu menjadi perenungan secara pribadi adalah:

  • Apakah semangat kasih mula-mula masih menyala di hatiku?
  • Bagaimana aku bisa tetap teguh saat tekanan hidup datang?
  • Langkah apa yang bisa kulakukan hari ini untuk mendekat kepada Tuhan?

Doa:

Tuhan, kuatkan langkahku di jalan iman ini. Saat aku mulai goyah, ingatkan aku akan janji-Mu yang kekal. Tolong aku untuk tidak mundur, tetapi terus melangkah hingga akhir. Amin. (Libowa Estebar – Gunungsari).

 

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *