Bacaan: Lukas 24:1-12.
“Ingatlah apa yang dikatakan-Nya kepada kamu, ketika Ia masih di Galilea, yaitu bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga.” (Lukas 24:6b-7).
Renungan:
Tubuh kita perlu waktu untuk mencerna makanan, menyerap nutrisi, dan menjadikannya energi. Sama halnya kita perlu waktu untuk mencerna segala peristiwa dan menjadikannya kekuatan dalam melanjutkan hidup.
Terkadang kita baru menangkap pesan, menyadarinya sesudah semuanya itu terjadi. Apalagi jika diliputi kesedihan, kemarahan, ketakutan atau kekhawatiran.
Yesus tyelah menyatakan bahwa Anak Manusia harus diserahkan ke tengah orang-orang berdosa, disalibkan, mati, dikuburkan, dan bangkit pada hari ketiga. Tetapi murid-murid-Nya tidak langsung memahami maknanya. Mereka lamban untuk beranjak dari satu momentum ke momentum selanjutnya.
Mereka perlu waktu untuk mencerna serta menghubungkan kematian dan kebangkitan Yesus dengan pesan yang baru mereka ingat kemudian. Setelah sadar, kebangkitan Kristus membangkitkan semangat para murid. Menyadarkan bahwa pengharapan dan langkah hodup mereka harus berlanjut.
Peristiwa terkait kesedihan seringkali membuat kita kehilangan semangat hidup. Namun, kebangkitan Kristus mengingatkan kita bahwa Tuhan kita hidup. Ia telah mengalahkan maut, maka dari itu Ia tentu dapat kita andalkan untuk menopang kehidupan kita. Ketika kita mengingat kembali pengharapan kekal di dalam Kristus yang hidup, maka kita kita diteguhkan dalam pengharapan dan dapat melanjutkan dengan semangat serta sukacita selalu.
Doa:
Tuhan Yesus Kristus, Tuhan yang mengalahkan kematian, terima kasih atas berkat pengorbanan-Mu, sehingga kami dapat melanjutkan kehidupan dengan hidup baru dan penuh rasa syukur. Kepada-Mu segala pengharapan kami sandarkan. Amin. (Libowa Estebar – Gunungsari).