Bacaan: Markus 6:3.
Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?” Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. (Mark 6:3).
Renungan:
Penolakan karena rasa kecewa adalah hal yang sering terjadi dalam kehidupan kita. Penyebabnya beragam. Bisa karena ketidaktahuan, pengenalan dan pemahaman yang tidak utuh, saat waktu atau pun tempat yang kurang pas, dan masih banyak penyebab lainnya.
Tuhan Yesus sendiri juga pernah mengalami penolakan di tempat di mana ia berasal. Orang di sekitarnya mengenal Yesus hanya dipandang dari permukaan saja. Rasa takjub pada pengajaran Yesus berubah menjadi rasa kecewa dan akhirnya menolak.
Mengolah rasa kecewa bisa terjadi bukan karena mesti kita salah atau kurang baik, tapi ada banyak faktor maupun penyebabnya. Yang paling utama tak perlu memaksakan diri untuk membela diri untuk bisa diterima, tapi cukup dengan memahami dan memakluminya.
Tak perlu kita merasa kecewa hingga akhirnya menjadi beban berat, lalu memusuhi dan hilang kualitas kebaikan serta potensi diri. Yesus dalam kisah penolakan-Nya tetap membawa diri dlaam ketenangan, tetap melakukan karyanya baik penyembuhan dan pengajaran walau terbatas.
Untuk itu marilah kita tanya pada diri sendiri, bagaimana reaksi kita ketika mengalami penolakan. Bisakah kita menerima dan memakluminya sembari tetap menjadi konsistensi diri dalam segala kebaikan dan produktivitas?
Tuhan telah ajarkan kita untuk bersahabat dengan rasa kecewa dan penolakan, agar kita semakin dewas dalam pertumbuhan diri. Semoga Tuhan Yesus memberikan kekuatan, kesabaran dan ketegarab dalam menghadapi penolakan dan kekecewaaan. Tuhan memberkati. Amin. (WGY – Kulwo).