Kekuatan di Tengah Ketidakberdayaan

Bacaan: 1 Samuel 17: 12-39.

Pula kata Daud: “TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu.” Kata Saul kepada Daud: “Pergilah! TUHAN menyertai engkau.” (1 Samuel 17:37).

Renungan:

Kisah Daud melawan tentara Filistin atau yang sering kita sebut Goliat ini menjadi kisah yang sering kita jumpai dengan rupa-rupa wujud yang lain. Daud yang mana dia bukan bagian dari prajurit pun sungguh menjadi berani untuk melawan Goliat yang mana secara fisik jauh lebih besar dari dirinya.

Dengan memegang imannya kepada Allah, Daud sangat percaya diri menghadapi musuh yang nampak secara manusiawi mustahil untuk dapat dikalahkannya. Ia merasa bahwa hidupnya bukan apa-apa jika tanpa penyertaan Tuhan. Ia tidak menggunakan senjata yang canggih pada masa itu atau mengandalkan kekuatan fisiknya. Dia percaya, bahwa Tuhanlah yang memberikan kemenangan kepadanya.

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, sama seperti kisah Daud melawan Goliat tadi, dalam hidup kita seringkali kita mendapati ketidakmungkinan baik dalam hal pekerjaan, lingkungan, pendidikan, dan kondisi-kondisi yang yang lain. Namun, apakah semua itu terjadi bukan atas kehendak Tuhan? Tidak, semua terjadi karena kehendak TUhan.

Dalam menghadapi hal-hal berat yang mungkin secara kemanusiaan sulit dihadapi, Tuhan ingin kita percaya  dan berserah pada Tuhan. Tuhan ingin kita mengandalkan-Nya sebagai cara terbaik untuk teguh menghadapi kesulitan hidup. Tuhan ingim kita selalu mengingat, bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan kita dalam situasi apapun, asalkan kita percaya dan berserah kepada-Nya.

Sama seperti kisah Daud, bahwa kekuatan sejati datangnya dari Tuhan, bukan dari kekuatan manusia. Maka kita pun sanggup menghadapi segala sesuatu dengan tak pernah berkesedihan, dari dulu sampai selama-lamanya.

Doa:

Tuhan Yesus yang baik, di tengah kesesakan kehidupan kami ini, mampukanlah kami untuk tetap teguh oleh karena kasih-Mu. Kami bersyukur Tuhan atas semua hal yang menjadikan kami belajar untuk hidup sebagai hamba-Mu. Kami menyerahkan semuanya dalam hadirat-Mu Bapa. Karena kami percaya Engkau akan selalui menggenggam tangan kami. Terima kasih ya Bapa, dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Ristiana Saputri – Gunungsari).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *