Keluar dari Zona Nyaman

Bacaan: Yesaya 43:16-21; Filipi 3:4b-14

Nats bacaan 1: Firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!” (Yesaya 43:18). Nats bacaan 2: Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus. (Filipi 3:13-14).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Comfort zone atau zona nyaman adalah kondisi psikologis ketika seseorang merasa aman dan nyaman, sehingga tidak perlu mengambil risiko. Dalam zona nyaman, orang cenderung melakukan rutinitas yang sudah dikenal dan tidak mencoba hal-hal baru.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, bacaan kita hari ini: Yesaya 43:16-21 mengisahkan tentang bagaimana Tuhan selalu melindungi, mendampingi dan mencukupi bangsa Israel dalam perjalanan dari Mesir menuju tanah Kanaan. Perjalanan yang cukup berat dengan berbagai rintangan dan persoalan, tetapi Tuhan pasti memberi jalan keluar yang melegakan. Demikian juga pada Filipi 3:4b-14 yang mengisahkan tentang masa lalu Rasul Paulus yang jahat dan sangat membenci pengikut Kristus, tetapi pada akhirnya Paulus menjadi pemberita Injil Keselamatan yang sangat luar biasa.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, pada Yesaya 43:18 (TB) firman-Nya: “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala!” Ini mengingatkan kepada kita agar kita tidak terpukau dengan peristiwa masa lalu, tetapi biarlah semua itu menjadi spirit, motivasi dan inspirasi bahwa ketika kita selalu mengandalkan Tuhan, kita pasti diberikan jalan dan hasil yang baik.

Demikian juga pada Filipi 3:13b: “tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku”. Paulus tidak terkurung dalam penyesalan terhadap apa yang telah dilakukan sebelum menjadi Rasul. Ia melupakan masa kelam yang lampau, dan menatap, melangkah ke mada depan untuk bekerja di ladang Tuhan.

Kedua perikop di atas meneladankan kepada kita agar kita tidak terjebak dengan kebiasaan yang lalu, cerita masa lalu, tetapi harus keluar dan bergerak sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, pergeseran budaya dan kondisi yang terjadi saat ini. Berbeda bukan berarti menentang, tetapi kita menyesuaikan dan menyelaraskan agar apa yang kita lakukan “berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:14) Kita keluar dari zona nyaman.

Ada yang beranggapan bahwa mengikuti kebiasaan yang lalu itu baik. Mereka merasakan tidak cemas, tidak perlu mengambil risiko, begitu saja sudah baik dan lain-lain. Mereka senang berada pada zona nyaman. Mereka enggan atau takut menghadapi situasi baru, kurang percaya diri, takut gagal, ragu untuk mengambil kesempatan.

Jemaat yang dikasihi Tuhan, dengan tidak terkungkung pada masa lalu, walaupun kita tidak boleh melupakannya (jasmerah: jangan sekali-kali melupakan sejarah), marilah kita terus bekerja dalam pelayanan Tuhan dengan menggunakan kemajuan teknologi, dialektika (pengaruh) budaya luar, dan kondisi yang terjadi saat ini. Keluarlah menjemput masa depan, keluarlah dari zona nyaman. Tuhan memberkati.

Doa:

Allah Bapa kami yang di surga, kami sering takut terhadap perubahan jaman, kami menutup diri tidak mau berubah sehingga kami banyak mengalami kesulitan, baik dalam menjalani kehidupan pribadi maupun dalam tugas pelayanan kami. Kuatkanlah dan mampukanlah kami ya Tuhan. Dalam nama Tuhan Yesus kami berdoa. Amin. (Tim Adminweb).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *