Ketika Tuhan Mencintai

Bacaan: Yesaya 54:1-8.

Sebab yang menjadi suamimu ialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi. (Yesaya 54:5).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Tahun 2025 telah berlangsung selama 20 hari, pengalaman hidup seperti apa saja yang sudah mewarnai hidup kita sampai hari ini? Semoga segala yang baik menjadi bagian kita. Namun kita perlu menyadari bahwa kehidupan ini selalu terdiri dari dua sisi. Dengan kata lain, bukan tidak mungkin ada sebagian dari kita yang sedang bergumul tentang sesuatu, atau bahkan masih menggumuli sesuatu dari tahun-tahun yang lalu.

Memang terdapat kegembiraan selama 20 hari ini, tetapi perasaan sepi, berbeban berat, terhimpit, dan kecewa masih mengikuti sampai saat ini. Dalam keadaan demikian, mungkin hati kita bertanya “Mesti bagaimana?” Mari teduhkan hati, sebab Tuhan hendak berbicara kepada kita melalui Yesaya 54:1-8.

Dalam Yesaya 54:1-8, Tuhan menyampaikan penghiburan kepada umat Israel yang sedang menderita akibat dosa-dosa mereka. Umat merasa kehilangan, terasing, dan seperti tidak lagi memiliki masa depan. Ya, putus asa. Dalam keadaan seperti itu, mari perhatikan pesan Tuhan: “Bersorak-sorailah, hai perempuan yang tidak beranak.” Pada masa itu, perempuan yang tidak memiliki anak sering dianggap rendah, hina, dan tidak berarti. Namun, Tuhan justru berkata bahwa mereka akan memiliki lebih banyak anak daripada perempuan yang berkeluarga.

Ini merupakan penggambaran yang menyatakan janji Tuhan yang luar biasa. Tuhan sedang berkata bahwa Dia pasti memulihkan dan memberkati mereka melampaui apa yang mereka pikirkan. Ketika Tuhan mencintai, maka Ia sanggup menciptakan pemulihan yang tak terbayangkan, bahkan sekalipun itu adalah keterpurukan yang dalam.

Bila kita kembali pada pertanyaan awal “mesti bagaimana”? Firman Tuhan mengajarkan kepada kita bahwa kasih Tuhan tidak pernah bergantung pada keadaan kita. Tuhan tidak mencintai kita karena kita sempurna; Dia mencintai kita karena kita adalah milik-Nya. Kasih Tuhan adalah kasih yang memulihkan, kasih yang tidak pernah meninggalkan kita meskipun kita merasa jatuh dalam lubang terdalam.

Sama seperti Dia tidak meninggalkan Israel dalam keterpurukan, Dia juga tidak akan meninggalkan kita. Lewat Yesaya 54:1-8, Tuhan menunjukkan bahwa tidak ada keadaan yang terlalu sulit untuk kasih-Nya. Tuhan mampu mengubah keputusasaan menjadi pengharapan, dan pergumulan menjadi berkat yang melimpah. Jadi, mari selalu semangat. Percayalah, kasih Tuhan yang besar itu nyata, dan Dia siap bekerja dalam hidup kita, bahkan hari ini.

Mari kita buka hati kita dan melangkah dalam iman, karena ketika Tuhan mencintai, hidup kita pasti diubahkan. Amin.

Doa:

Engkaulah pemilik kami ya Tuhan. Tidak ada satu pun langkah hidup kami yang terlewat dari pertolongan-Mu. Kini, kami mau untuk semakin membuka hati dan menyadari, bahwa Tuhan senantiasa mencintai kami dan berkehendak untuk memulihkan kami yang terbatas ini. Satu hal yang akan selalu kami imani, bahwa ketika Tuhan mencintai, maka hidup kami pasti diubahkan menjadi semakin baik. Terpujilah Engkau ya Tuhan. Amin. (Daniel Bimantara – Kulwo)

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *