Kita Dipilih Tuhan, Jangan Berdalih!

Bacaan: Lukas 14:15-24.

Lalu kata tuan itu kepada hambanya: pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. (Lukas 14:23).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Shalom saudara terkasih di dalam Kristus Yesus!

Bacaan kita pagi ini menceritakan perumpamaan yang Tuhan pakai untuk mewartakan tentang Kerajaan Allah melalui peristiwa perjamuan besar yang mengundang banyak orang. Tuan rumah telah mengundang orang-orang ikut dalam pesta besar itu, namun ternyata para undangan itu tidak mau menghadiri perjamuan itu dengaan berbagai alasan.

Bahkan pada bacaan tadi dipakai kalimat berdalih untuk menegaskan orang yang mencari alasan. Padahal kata berdalih itu lebih mengandung kesan negatif. Artinya orang yang mencari-cari alasan hanya untuk mencari dan membenarkan diri sendiri. Sebenarnya mereka sebenarnya tidak mau menghadiri perjamuan besar Kerajaan Allah itu karena lebih mementingkan hal-hal yang duniawi yang dianggap lebih penting.

Mari kita ingat sejarah yang berkaitan dengan Kerajaan Allah, yaitu bagaimana bangsa yang menjadi pilihan Tuhan menolak dan tidak mengindahkan undangan Tuhan untuk kembali dalam rancangan Allah. Sebagaimana diungkapkan dalam bacaan ayat 18-20, berbagai alasan duniawi karena baru membeli ladang, baru membeli lembu, baru menikah.

Karena orang-orang yang diundang itu menolak untuk hadir, maka akhirnya Tuan itu menjadi murka dan menyuruh hambanya untuk pergi ke segala jalan dan lorong kota untuk mengundang semua orang yang miskin, cacat, buta dan lumpuh yang berbicara tentang orang-orang yang ditolak. Mereka pada awalnya tidak masuk hitungan dan tidak dipilih oleh Tuhan, tetapi melalui inisiatif Tuhan maka akhirnya orang-orang tersebut dipilih dan diundang. Ini berbicara tentang kita, yaitu orang-orang non Yahudi yang karena inisiatif Tuhan akhirnya kita juga diundang dan dipilih.

Saudaraku terkasih, melalui renungan pagi ini, kita diingatkan untuk memahami Kerajaan Allah dan yang diinginkan Allah, yaitu: dengar dan terima undangan Allah untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Jangan berdalih atau beralasan yang mengada-ada. Biar ungkapan dari tamu di perjamuan itu “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah” (ayat 15) juga menjadi ungkapan kita, berbahagialah kita yang dijamu di dalam Kerajaan Allah.

Tuhan Memberkati, Amin. (Rusmadi Dwi Antoro – Kulwo).

 

 

Pos terkait