Kura-kura Dalam Perahu

Bacaan: Markus 12:14-44.

“Orang-orang itu datang dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran….” (Markus 12:14a).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Ada satu peribahasa: Kura-kura dalam perahu = pura-pura tidak tahu, yang berarti seseorang yang sebenarnya tahu banyak atau mengerti suatu hal, tetapi ia bersikap diam dan pura-pura tidak tahu.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, bacaan kita hari ini: Markus 12:14-44, terdiri dari 6 perikop, yang beberapa berisi “pertanyaan retoris” (istilah untuk orang yang bertanya padahal ia sudah mengerti jawabannya) dari orang Farisi dan ahli Taurat. Mereka bertanya bukan karena tidak tahu, melainkan untuk mencari kesalahan Yesus.

  • Ayat 14-17: menerangkan kewajiban masyarakat dalam membayar pajak kepada kaisar/negara dan kewajiban memberikan persembahan kepada Tuhan;
  • Ayat 18-27: menjelaskan kehidupan kelak setelah kebangkitan dari kematian, bahwa kita tidak akan lagi hidup seperti kehidupan selama di dunia, tetapi menjalani hidup seperti malaikat di surga;
  • Ayat 18-34: mengajarkan kepada kita untuk mengasihi Allah dan mengasihi sesama dengan tingkat kedalaman kasih yang sama;
  • Ayat 35-37: bahwa hubungan antara Yesus dan Daud. Dijelaskan pada ayat 37 bahwa Tuhan (Yesus) adalah Tuannya, bukan anaknya;
  • Ayat 38-40: Tuhan Yesus menasihatkan agar kita berhati-hati terhadap ahli-ahli Taurat karena mereka adalah orang-orang sombong dan mementingkan dirinya sendiri;
  • Ayat 41-44: mengajarkan bahwa persembahan yang benar itu semata-mata tidak dilihat dari besaran jumlahnya, tetapi dari kerelaan dan ketulusan dalam memberi. Memberi persembahan dalam jumlah sedikit tetapi dengan rela dan tulus akan menyenangkan hati Tuhan, apalagi bila persembahannya banyak dan diberikan dengan tulus, maka Tuhan akan sangat senang dan berkenan.

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, terkadang kita juga berperilaku seperti ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. Kita mengajukan pertanyaan retoris: menanyakan kepada orang lain bahkan kepada Tuhan tentang perbuatan yang baik dan benar untuk kita lakukan, padahal kita sudah mengerti jawabannya.

Janganlah berperilaku seperti peribahasa, “Kura-kura dalam perahu = pura-pura tidak tahu”, tetapi katakanlah secara jujur kepada Tuhan Yesus: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur, dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka, melainkan dengan jujur mengajar jalan Allah dengan segala kejujuran….” (Markus 12:14a).

Doa

Tuhan, terkadang kami lupa atau bahkan dengan sengaja kami menanyakan kepada orang lain tentang hal baik yang harus kami lakukan. Bukan karena tidak mengerti tetapi untuk menyatakan ego dan kesombongan kami. Ampunilah kami ya Tuhan dan mampukanlah kami melakukan dengan kejujuran dan ketulusan. Amin. (Tim Adminweb / Egn. Sugeng).

 

 

Pos terkait