Latihlah Dirimu Beribadah!

Bacaan: 1 Timotius 4:6-16.

Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah. (1 Timotius 4:7).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Ibadah dalam pandangan umum dipahami sebagai perbuatan untuk menyatakan bakti kepada Allah dengan cara mematuhi perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pengertian ibadah ini sama seperti makna ibadah menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kita juga sering mendapati ibadah dipandang sebagai kegiatan kerohanian saja, seperti: kebaktian di rumah ibadah, kebaktian di rumah, persekutuan doa di rumah atau kantor atau komunitas, dan sejenisnya. Apakah pandangan ini keliru dan salah? Tidak juga.

Namun, memahami ibadah semata sebagai aktivitas kerohanian bisa menjebak kita pada penyempitan makna ibadah yang sesungguhnya. Kata “ibadah” merupakan terjemahan dari istilah Ibrani yang dalam Perjanjian Lama dikenal sebagai “AVODAH” atau “ABODAH”. Kata ” avodah” atau “abodah” adalah bentuk nomina (kata benda) dari “AVAD” (kata kerja). “Avad” artinya “BEKERJA”. Bekerja (AVAD) adalah akar kata dari “AVODAH” atau “ABODAH”. Ibadah atau bekerja sesungguhnya merupakan aktivitas manusia yang tak terpisahkan antara yang alamiah dan yang rohaniah. Jadi, ibadah itu ya bekerja, sebaliknya bekerja ya ibadah itu sendiri.

Saudaraku terkasih, Rasul Paulus melalui bacaan Kitab Suci pagi ini menyapa kita agar bertekun dalam ibadah. Bertekun tidak semata pada aktivitas kerohanian saja, tetapi bertekun untuk melakukan seluruh aktivitas pekerjaan sebagai manusia ciptaan-Nya yang diberi mandat untuk mengusahakan hidup.

Lantas apa yang dimaksud Rasul Paulus agar meminta kita untuk menjauhi takhayul dan dongeng nenek-nenek tua? Beribadah perlu dilakukan dengan segenap hati, akal budi, dan kekuatan kita. Karena itu, kita selayaknya bisa menyaring, memilah, dan memilih hal-hal yang sesungguhnya menjadi inti dalam bekerja atau beribadah. Kita selayaknya bekerja atau beribadah demi kemuliaan Allah Sang Pencipta, bukan menuruti takhayul dan dongeng yang bertentangan dengan kehendak-Nya.

Doa:

Terima kasih Tuhan, Engkau telah anugerahkan kehidupan kepada kami semua. Ajarilah dan mampukanlah agar kami senantiasa bertekun dan terus berlatih menjadi lebih baik dalam menjalani pekerjaan yang telah Tuhan percayakan kepada kami. Amin. (Tim Adminweb/Joko Yanuwidiasta).

 

 

Pos terkait