Makhluk Hidup dan Kemuliaan Tuhan

Bacaan: Yehezkiel 1:1-28, 2:1.

Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman. (Yehezkiel 1:28).

Bacaan Lainnya

Renungan:

Bersamaan waktu ketika Yeremia, Habakuk dan Obaja bernubuat di Yehuda, seorang laki-laki bernama Yehezkiel menerima panggilan untuk melayani orang-orang sebangsanya yang berada di dalam pengasingan. Yehezkiel termasuk di antara para tawanan gelombang pertama yang dibawa ke Babel. Awal tugas panggilan terhadap Yehezkiel di tengah para buangan di negeri Babel ditandai dengan penglihatan yang dramatis yang diberikan Allah kepadanya.

Bangsa yang telah tercabut dan putus asa seperti ini membutuhkan suara yang kuat dan berkuasa. Dalam diri Yehezkiel itulah mereka mendapatkan hal ini. Allah memanggil Yehezkiel untuk menjalankan peran baru, sebagai seorang nabi bagi orang-orang Yahudi di pengasingan. Yehezkiel memulainya dengan mendapatkan penglihatan yang benar-benar tidak membumi, sehingga aada beberapa orang menduga Yehezkiel sudah melihat UFO atau makhluk tak dikenal yang melayang-layang di udara.

Memang ada sedikit kemiripan di sana, cahaya bersinar-sinar, gerakan-gerakan cepat, namun makhluk-makhluk hidup itu bukanlah manusia. Makhluk-makhluk hidup tidak bergegas secara  misterius untuk menghilang. Makhluk itu justru ingin dikenal oleh stiap orang. Dan ia telah memilih nabi Yehezkiel sebagai orang yang memperoleh ahk istimewa untuk mengenalnya.

Yehezkiel jatuh tersungkur ketika mendapatkan penglihatan tersebut. Namun Roh Allah menegakkannya kembali dan memberikan tugas kepadanya. Pertemuan Yehezkiel dengan makhluk-makhluk itu meyakinkan dirinya dengan teguh bahwa Allah tetap peduli kepada orang-orang buangan di Babel.

Dengan demikian, sejak permulaan Allah ingin memberi Yehezkiel suatu pengalaman yang tidak akan pernah ia lupakan atau ragukan, apapun keadaan yang akan ia hadapi. Allah memperingatkan Yehezkiel bahnya hanya sedikit orang Israel yang akan mendengarkan perkataannya.

Iman Yehezkiel semakin kuat karena ia telah menerima sebuah penglihatan tentang kemuliaan Allah, dan Allah yang menguatkan Yehezkiel. Pengalaman ini memberikan keberanian kepadanya untuk menjaga umat yang terbuang di antara bangsa Babel.

Doa:

Bapa sorgawi, mampukan kami untuk bisa melayani Engkau dan pekerjaanMu, juga mampukan kami melayani sesama kami. Semua hanya untuk kemuliaan nama-Mu. Amin. (Naryati – Grogol).

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *