Bacaan: Yohanes 13:1-17.
Sesudah Ia membasuh kaki mereka, Ia mengenakan pakaian-Nya dan kembali ke tempat-Nya. Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengertikah kamu apa yang telah Kuperbuat kepadamu? (Yohanes 1:12).
Renungan:
Pembasuhan kaki menjadi prosesi yang dilakukan gereja dalam beberapa tahun ini. Hal ini tentu dimaksudkan untuk lebih menghayati dan meresapi kesengsaraan Tuhan Yesus menghadapi penyaliban. Bacaan Yohanes 13:1-17 menjelaskan makna Teladan pembasuhan kaki yang dilakukan oleh Tuhan Yesus.
Saudara terkasih, tradisi Yahudi menempatkan pembasuhan kaki sebagai pekerjaan yang rendah, hina dan hanya pantas dilakukan oleh pelayan (budak). Tradisi ini juga dilakukan oleh murid yang membasuh kaki gurunya. Hal ini terlihat dari reaksi Petrus yang merasa tidak nyaman dan tidak menerima saat kakinya akan dibasuh oleh Tuhan Yesus.
Yang dilakukan Tuhan Yesus dengan membasuh kaki murid muridNya merupakan peristiwa yang mengejutkan karena belum pernah dilakukan sebelumnya. Tuhan Yesus memutarbalikkan tradisi yang selama bertahun-tahun bahwa tidak pantas seorang guru melayani.
Dari bacaan saat ini, kita tahu bahwa yang dilakukan Tuhan Yesus adalah ingin menunjukkan kasihNya dan melayani murid-muridNya. Hal ini sesuai dengan ajaran Kristen untuk senantiasa menyatakan kasih kepada setiap orang.
Tuhan Yesus juga ingin menunjukkan, bahwa sebagai Guru yang membasuh dan melayani murid2Nya maka para murid juga harus melakukan pada sesamanya. Tuhan Yesus memberikan teladan agar para murid saling melayani dan berbuat seperti yang Tuhan Yesus ajarkan. Sikap yang ditunjukan Tuhan Yesus merupakan sikap rendah hati, tidak merasa sebagai guru dan pemimpin yang berkuasa, tetapi mau melayani bahkan kepada murid-muridNya.
Saudara terkasih, melalui perenungan pembasuhan kaki para murid ini mengingatkan kita sebagai umat Tuhan untuk saling melayani satu dengan yang lain, dan memiliki sikap hidup yang rendah hati sebagaimana teladan yang telah dilakukan Tuhan Yesus. Mari kita renungkan dan resapi serta lakukan bahwa hidup ini untuk melayani bukan dilayani. Mari kita lakukan selagi masih ada waktu dan kesempatan.
Tuhan Yesus memberkati. Amin.
(Anik Wahyuni Yuliansih – Gunungsari).